Saudaraku, apakah kalian mengerti? Jepang yang selama bertahun-tahun mencetak uang secara gila-gilaan, tiba-tiba mulai memungut Bunga!
Ketika yen Jepang yang paling murah di dunia tiba-tiba berubah dari "mesin pencetak uang tanpa batas" menjadi "mata uang keras berbunga", seluruh aturan permainan diam-diam ditulis ulang—pasar saham, pasar obligasi, dunia kripto, tidak ada yang bisa menghindar. Dampak gelombang ini, jujur saja, lebih kuat dibandingkan dengan tindakan Federal Reserve. Teman-teman yang bermain aset digital jika masih tidak mengerti, maka mereka benar-benar hanya bisa menunggu untuk dipanen.
** Jepang sudah gila? Tidak mencetak uang tetapi malah menaikkan bunga? **
Jangan terburu-buru mengutuk Bank Sentral Jepang "bodoh", kali ini kenaikan suku bunga sepenuhnya terpaksa, ada beberapa masalah serius:
**Inflasi telah memaksa orang Jepang ke sudut**
Dulu Jepang berharap inflasi datang, sekarang inflasi sudah datang tetapi tidak bisa dihentikan. Setelah pandemi, harga energi dan pangan meroket, yen juga terus terdepresiasi, orang Jepang biasa mendadak bingung: harga sayuran melambung tinggi, biaya air dan listrik terasa menyakitkan, bahkan cemilan hampir tidak terjangkau🍜
Gaji? Naiknya seperti siput merangkak. Harga barang? Meloncat lebih cepat dari roket.
Jika tidak ada kenaikan suku bunga untuk menekan, kemarahan rakyat bisa membakar gedung kantor bank sentral. Lagipula, inflasi ini, jika remnya terlambat, harus diatasi dengan kenaikan suku bunga yang drastis + pendaratan keras ekonomi, tidak ada yang bisa menahan gambaran itu.
**Pekerja kantoran berani membicarakan uang dengan bosnya**
Penuaan populasi ditambah dengan kekurangan tenaga kerja yang serius, pekerja di Jepang berubah dari "alat yang menerima segalanya" menjadi "barang langka yang dicari". Serikat pekerja langsung meminta kenaikan gaji dengan sangat tinggi, data profit perusahaan memang cukup baik, bank sentral berpikir: "Baiklah, jika gaji kalian naik, berarti suku bunga juga harus kembali ke level normal, kan?"
Tindakan ini merupakan contoh klasik dari "mengikuti arus" — sekaligus memberikan penjelasan kepada masyarakat dan mengerem ekonomi yang terlalu panas.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Saudaraku, apakah kalian mengerti? Jepang yang selama bertahun-tahun mencetak uang secara gila-gilaan, tiba-tiba mulai memungut Bunga!
Ketika yen Jepang yang paling murah di dunia tiba-tiba berubah dari "mesin pencetak uang tanpa batas" menjadi "mata uang keras berbunga", seluruh aturan permainan diam-diam ditulis ulang—pasar saham, pasar obligasi, dunia kripto, tidak ada yang bisa menghindar. Dampak gelombang ini, jujur saja, lebih kuat dibandingkan dengan tindakan Federal Reserve. Teman-teman yang bermain aset digital jika masih tidak mengerti, maka mereka benar-benar hanya bisa menunggu untuk dipanen.
** Jepang sudah gila? Tidak mencetak uang tetapi malah menaikkan bunga? **
Jangan terburu-buru mengutuk Bank Sentral Jepang "bodoh", kali ini kenaikan suku bunga sepenuhnya terpaksa, ada beberapa masalah serius:
**Inflasi telah memaksa orang Jepang ke sudut**
Dulu Jepang berharap inflasi datang, sekarang inflasi sudah datang tetapi tidak bisa dihentikan. Setelah pandemi, harga energi dan pangan meroket, yen juga terus terdepresiasi, orang Jepang biasa mendadak bingung: harga sayuran melambung tinggi, biaya air dan listrik terasa menyakitkan, bahkan cemilan hampir tidak terjangkau🍜
Gaji? Naiknya seperti siput merangkak. Harga barang? Meloncat lebih cepat dari roket.
Jika tidak ada kenaikan suku bunga untuk menekan, kemarahan rakyat bisa membakar gedung kantor bank sentral. Lagipula, inflasi ini, jika remnya terlambat, harus diatasi dengan kenaikan suku bunga yang drastis + pendaratan keras ekonomi, tidak ada yang bisa menahan gambaran itu.
**Pekerja kantoran berani membicarakan uang dengan bosnya**
Penuaan populasi ditambah dengan kekurangan tenaga kerja yang serius, pekerja di Jepang berubah dari "alat yang menerima segalanya" menjadi "barang langka yang dicari". Serikat pekerja langsung meminta kenaikan gaji dengan sangat tinggi, data profit perusahaan memang cukup baik, bank sentral berpikir: "Baiklah, jika gaji kalian naik, berarti suku bunga juga harus kembali ke level normal, kan?"
Tindakan ini merupakan contoh klasik dari "mengikuti arus" — sekaligus memberikan penjelasan kepada masyarakat dan mengerem ekonomi yang terlalu panas.