Pada pagi tanggal 1 Desember, BTC mengalami flash crash hingga jatuh ke 87.000 dolar, ETH langsung turun lebih dari 5 poin, dan total likuidasi di seluruh jaringan mencapai lebih dari satu miliar dolar. Gelombang pembersihan ini bukan hasil ulah market maker misterius, penyebab sebenarnya tersembunyi di sebuah ruang rapat di Tokyo—para pejabat Bank Sentral Jepang mengadakan sebuah pertemuan, dan pasar langsung mencium tanda bahwa pada 18 Desember suku bunga akan dinaikkan sebesar 25 poin dasar, menyebabkan dana arbitrase global meledak.

**Mengapa kenaikan suku bunga yen dapat mengguncang dunia crypto?**

Selama bertahun-tahun, suku bunga Jepang tetap stabil di tingkat rendah 0,25%, dan modal internasional melihat kesempatan: meminjam yen, menukarnya menjadi dolar, dan terjun ke dalam aset dengan imbal hasil tinggi seperti Bitcoin dan saham AS untuk arbitrase, yang dimainkan adalah permainan selisih bunga, dengan skala mencapai triliunan dolar. Namun, jika Jepang menaikkan suku bunga, aturan permainan berubah—biaya meminjam yen melonjak, dan para arbitrase tidak punya pilihan selain menjual koin untuk menukar menjadi dolar, dan kemudian menukarnya kembali menjadi yen untuk membayar utang. Rangkaian reaksi berantai ini menjadikan dunia kripto sebagai tempat pertama yang diinjak saat modal melarikan diri.

Lihat sejarah dan Anda akan tahu seberapa keras langkah ini: pada bulan Agustus 2024, ketika Jepang menaikkan suku bunga sebesar 25 poin dasar, Bitcoin jatuh 20% dalam satu hari, dan aset berisiko global langsung menguap 3 triliun dolar AS.

**Likuiditas, leverage, kepanikan—bagaimana cara melakukan kombinasi tiga serangan ini?**

Ketika dana arbitrase ditarik, pembelian pasar segera mengering, ketebalan buku pesanan di bursa menjadi yang terendah dalam sebulan. Rasio leverage para pemain di dunia kripto umumnya dibuka antara 50 hingga 100 kali, harga sedikit bergerak 5 poin, dapat memicu likuidasi yang mencapai ratusan juta dolar AS. Pada tanggal 1 Desember, dalam satu jam, likuidasi posisi panjang membakar 378 juta dolar AS.

Lebih parahnya lagi adalah penularan emosi — di Jepang pengetatan kebijakan moneter, sementara di pihak Federal Reserve masih melonggarkan, ketidaksesuaian kebijakan ini meningkatkan ketidakpastian, dan indeks ketakutan pasar melonjak langsung ke level tertinggi tahunan.

**Apa yang harus dilakukan selanjutnya?**