Efek kupu-kupu muncul! Bank Sentral Jepang "melepaskan elang" memicu big dump Bitcoin, pasar global bergetar turun

Pada awal Desember, aset berisiko global mengalami dumping secara serentak, dengan Bitcoin turun 5,7% dalam sehari menjadi 85.990 dolar AS, dan indeks futures S&P 500 turun 0,6%. Penurunan lintas kategori aset ini dipicu oleh sinyal “hawkish” dari Gubernur Bank Sentral Jepang, Kazuo Ueda, mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga. Jepang sebagai satu-satunya ekonomi utama yang masih mempertahankan kebijakan moneter super longgar, ekspektasi pergeseran kebijakan ini tidak hanya mendorong imbal hasil obligasi pemerintah, tetapi juga dapat memicu penutupan besar-besaran dari “jebakan” perdagangan, yang menyebabkan likuiditas ditarik dari Bitcoin, saham teknologi, dan aset berisiko tinggi lainnya. Ini mengungkapkan meningkatnya kerentanan dan keterkaitan antara berbagai aset berisiko dalam konteks makro di mana likuiditas global semakin ketat.

Senin Hitam: Bitcoin memimpin penurunan, pasar saham dan pasar obligasi global tertekan secara bersamaan

Pasar global mengalami “pembukaan hitam” pada hari perdagangan pertama bulan Desember, di mana gelombang penjualan yang dipicu oleh pasar cryptocurrency dengan cepat menyebar ke bidang keuangan tradisional. Data pasar menunjukkan bahwa harga Bitcoin anjlok tajam 5,7% dalam waktu singkat, jatuh di bawah 86.000 dolar AS, menembus level psikologis kunci, mencatat salah satu penurunan harian terbesar baru-baru ini. Sebagai indikator aset digital, kemerosotan Bitcoin dengan cepat menular ke seluruh pasar cryptocurrency, Ethereum turun 6,6% menjadi 2.823 dolar AS, dan koin utama lainnya juga mengalami penurunan.

Yang lebih perlu diwaspadai adalah bahwa pasar keuangan tradisional juga tidak luput dari dampaknya. Sementara Bitcoin turun, pasar futures saham AS juga mengalami kejatuhan: futures indeks S&P 500 turun 0,6%, sementara futures indeks Nasdaq 100 yang didominasi saham teknologi lebih parah, turun mencapai 0,9%. Raksasa teknologi termasuk Meta dan Nvidia semuanya turun lebih dari 1,3% dalam perdagangan pra-pasar. Penurunan simultan antar pasar ini bukanlah kebetulan, itu jelas mengarah pada satu faktor penggerak bersama — pengetatan ekspektasi likuiditas global yang tiba-tiba. Pasar obligasi juga dalam keadaan gelisah, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun naik 4 basis poin menjadi 4,05%, sementara di pusat badai Jepang, imbal hasil obligasi pemerintah 2 tahunnya bahkan melonjak menjadi 1,84%, mencetak level tertinggi sejak 2007.

Tinjauan Data Kunci Pasar Global pada Hari Pertama Bulan Desember

Bitcoin: turun 5.7%, harga 85,990 dolar AS

Ethereum: turun 6,6%, harga 2.823 dolar

Futures Saham AS: Futures Indeks S&P 500 turun 0.6%, Futures Indeks Nasdaq 100 turun 0.9%

Obligasi Pemerintah AS: Imbal hasil 10 tahun naik menjadi 4,05%

Obligasi Jepang: Yield 2 tahun melonjak menjadi 1,84%, tertinggi sejak 2007

Penyelesaian Derivatif: Total penyelesaian posisi long dan short di pasar cryptocurrency dalam satu hari melebihi 6,37 juta dolar.

Mata Badai: Bank Sentral Jepang Beralih, Sumber “Uang Murah” Global Sedang Menipis

Akar dari gejolak pasar kali ini dapat dengan tepat dilokalisasi ke Jepang di seberang Pasifik. Gubernur Bank Sentral Jepang, Kazuo Ueda, telah mengeluarkan pernyataan terkuatnya hingga saat ini, yang secara kuat menunjukkan kemungkinan kenaikan suku bunga pada rapat kebijakan moneter bulan Desember. Sinyal ini langsung mengubah ekspektasi modal global. Pasar dengan cepat menetapkan probabilitas kenaikan suku bunga 25 basis poin oleh Bank Sentral Jepang pada bulan Desember sebesar 76%, dan yen Jepang langsung menguat, dengan nilai tukar dolar terhadap yen turun ke level terendah sejak bulan Oktober.

Jepang telah lama dianggap sebagai gudang raksasa “uang murah” terakhir di pasar keuangan global. Karena telah menerapkan kebijakan suku bunga nol bahkan negatif untuk waktu yang lama, para investor internasional terbiasa meminjam yen dengan biaya rendah, menukarnya menjadi dolar AS atau mata uang berkinerja tinggi lainnya, dan kemudian berinvestasi dalam obligasi AS, saham teknologi, cryptocurrency, dan aset berkinerja tinggi lainnya. Inilah yang dikenal sebagai “jebakan bunga” di pasar keuangan. Mantan CEO BitMEX, Arthur Hayes, dengan tepat menunjukkan: “Saatnya untuk Tutup Posisi jebakan bunga. Penguatan yen berarti bahan bakar kasino semakin berkurang.”

（Sumber data: MarketWatch）

Saat ini, pintu gerbang bendungan menunjukkan tanda-tanda penutupan. Imbal hasil obligasi domestik Jepang melonjak, menjadikan pemegang obligasi domestik lebih menarik, yang mungkin mendorong aliran kembali dana institusional Jepang dari pasar luar negeri. Yang lebih penting, Jepang adalah pemegang luar negeri terbesar dari obligasi pemerintah AS, dengan kepemilikan sekitar 1,1 triliun dolar AS. Jika investor Jepang menjual obligasi AS untuk mengejar imbal hasil domestik yang lebih tinggi, itu akan semakin meningkatkan suku bunga acuan global pada saat sensitif ketika Departemen Keuangan AS menerbitkan utang dalam jumlah besar untuk menutupi defisit besar.

Reaksi Berantai: Bagaimana Tutup Posisi Jebakan Mengguncang Pasar Kripto?

Perubahan ekspektasi kebijakan moneter Jepang memicu guncangan di pasar global, dengan mekanisme inti yang terkait pada pembalikan “jebakan bunga”. Tindakan finansial profesional ini kini terkait erat dengan naik turunnya aset setiap pemegang koin kripto. Secara sederhana, selama bertahun-tahun terakhir, para trader meminjam yen dengan suku bunga yang sangat rendah (bahkan nol), menjualnya dan menukarnya dengan dolar AS, lalu menginvestasikan dolar tersebut ke dalam aset-aset yang mereka anggap memiliki tingkat pengembalian yang lebih tinggi, Bitcoin dan saham teknologi adalah contoh tipikal dari aset-aset ini.

Ketika Bank Sentral Jepang mengeluarkan sinyal kenaikan suku bunga, ekspektasi penguatan yen meningkat, logika perdagangan ini mulai runtuh. Pertama, ekspektasi biaya meminjam yen meningkat, ruang profit menyusut. Kedua, yang lebih penting, untuk membayar utang yen, para trader harus menjual aset berisiko yang dibeli sebelumnya (seperti Bitcoin, saham AS), menukarnya kembali dengan dolar AS, dan kemudian menggunakan dolar untuk membeli yen yang menguat. Serangkaian operasi ini terlihat di pasar sebagai: permintaan yen yang kuat, sementara aset berisiko seperti Bitcoin dan saham AS mengalami penjualan besar-besaran. Penyedia data on-chain DeFi Llama melaporkan bahwa dalam 48 jam terakhir, total likuiditas pasar kripto telah berkurang sebesar 900 juta dolar, yang merupakan bukti nyata bahwa eksposur risiko telah dihapus.

harga saham turun

Prospek dan Tantangan: Volatilitas Pasar Meningkat, Federal Reserve Menghadapi Situasi Kompleks

Melihat ke bulan Desember, volatilitas pasar kemungkinan tidak akan menurun, malah meningkat. Rapat kebijakan Bank Sentral Jepang akan berlangsung pada 19 Desember, dan keputusan akhirnya akan menjadi titik kunci lain dalam aliran modal global. Jika Bank Sentral Jepang mulai menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan pasar, tekanan penutupan posisi pada perdagangan carry yen akan berlanjut, yang mungkin menyebabkan tekanan penurunan lebih lanjut pada aset seperti Bitcoin. Sebaliknya, jika Bank Sentral Jepang “mundur” karena kekhawatiran tentang stabilitas ekonomi atau keuangan, pasar mungkin akan dengan cepat membalikkan sentimen panik saat ini, dan aset berisiko akan mengalami rebound yang kuat.

Sementara itu, Federal Reserve di seberang lautan juga terjebak dalam dilema kebijakan yang kompleks. Saat ini, pasar memperkirakan ada 90% kemungkinan Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan Desember, yang mencerminkan ekspektasi terhadap perlambatan ekonomi. Namun, potensi pengetatan di Jepang kontras dengan ekspektasi pelonggaran oleh Federal Reserve, dan diferensiasi kebijakan moneter ini akan semakin memperburuk volatilitas pasar valuta asing, serta mempengaruhi semua aset melalui aliran modal lintas batas. Selain itu, Presiden AS Donald Trump telah mengkonfirmasi akan mencalonkan ketua Federal Reserve yang baru untuk menggantikan Jerome Powell, ketidakpastian mengenai siapa yang akan dipilih menambah lapisan variabilitas bagi pasar.

Bagi para investor, pasar saat ini berada dalam tahap di mana faktor makro lebih dominan dibandingkan dengan fundamental mikro. Trader cryptocurrency selain fokus pada data on-chain dan kemajuan proyek, harus memperhatikan gambaran makro yang lebih luas: arah kebijakan bank sentral utama di seluruh dunia, perubahan kurva imbal hasil obligasi, dan pergerakan indeks dolar. Dalam beberapa minggu ke depan, data manufaktur AS, indikator inflasi (PCE), dan data ketenagakerjaan ADP akan menjadi variabel penting yang mempengaruhi suasana pasar dan keputusan Federal Reserve. Disarankan agar investor mengontrol posisi dan leverage dengan ketat di pasar yang bergejolak, untuk menghindari menjadi perenang telanjang dalam proses “penarikan” likuiditas yang semakin ketat.

Sayap “kupu-kupu” Bank Sentral Jepang yang bergetar, akhirnya mengguncang pasar kripto. Peristiwa ini secara mendalam mengungkapkan bahwa, dalam sistem keuangan yang sangat global, cryptocurrency tidak lagi menjadi pulau terpisah, dan harganya semakin banyak dipengaruhi oleh kekuatan makro tradisional. Ketika keran “uang murah” utama terakhir menghadapi penutupan, semua aset yang bergantung pada Likuiditas akan mengalami uji tekanan. Bagi para pelaku pasar, memahami dari mana uang datang dan ke mana pergi, lebih penting daripada menebak sektor panas berikutnya. Bulan Desember ini, apa yang kita saksikan mungkin bukan hanya fluktuasi harga, tetapi juga menjadi sebuah petunjuk kunci dari perubahan arus modal global.