Belakangan ini pergerakan Ethereum bisa dibilang tidak masuk akal—setelah liburan Natal, ETH sempat berulang kali berjuang di sekitar angka 3000 dolar, dari puncak 2970 dolar turun menembus support di bawah 2900 dolar, pola candle harian menunjukkan tren bearish yang membuat banyak orang sulit tidur. Tapi dibandingkan dengan fluktuasi harga itu sendiri, yang lebih patut dipikirkan adalah jarak besar antara "pernyataan terbuka" dari institusi dan "tindakan diam-diam" di baliknya.

Berbicara soal ini, tak bisa tidak menyebut operasi "bingung" dari Tom Lee. Analis Wall Street ini sepanjang 2024 terus meneriakkan "super siklus Ethereum sudah tiba", bahkan di awal Desember di acara blockchain di salah satu bursa besar, dia melontarkan kata-kata berlebihan, menyatakan bahwa harga ETH di angka 3000 dolar sangat undervalued, bahkan memproyeksikan target agresif hingga 60.000 dolar. Para trader ritel pun mendengarkan dengan semangat, bersiap untuk melakukan all-in.

Namun, kembali ke internal Fundstrat yang menyediakan laporan berbayar, mereka punya narasi berbeda—dalam dokumen tersebut secara tegas menyebutkan bahwa ETH kemungkinan akan jatuh ke kisaran 1800-2000 dolar di paruh pertama 2026, dan menyarankan klien untuk berhati-hati, lebih banyak mengalokasikan stablecoin. Dari kegilaan di angka 60.000 dolar hingga peringatan pesimis di 2000 dolar, perubahan 180 derajat ini, apakah benar hanya karena "pandangan analis berubah"?

Menurut saya, logikanya sebenarnya sangat sederhana—para pemain besar sedang bermain "strategi panen selisih informasi". Satu sisi menggunakan pernyataan optimis secara terbuka untuk menenangkan trader ritel agar tetap membeli, di sisi lain di laporan internal mereka sudah menyiapkan rencana risiko, secara perlahan mengurangi posisi. Dengan cara ini, mereka bisa menjaga suhu pasar sekaligus menghindari puncak secara prematur. Sebab, saat semua orang optimis, itulah saat terbaik untuk melakukan aksi jual.

Dari sudut pandang teknikal, pola candlestick ETH dalam beberapa minggu terakhir memang menunjukkan ketidakstabilan. Volume transaksi menunjukkan tanda-tanda melemah, rebound pun lemah, dan setelah menembus support, rebound berikutnya hanya sebentar saja. Perilaku pasar seperti ini biasanya menandakan bahwa para pemain besar diam-diam sedang mengurangi posisi. Jika dikombinasikan dengan pernyataan "bertentangan" dari institusi, bisa dipastikan satu hal—uang pintar sedang keluar dari pasar.

Lalu, apa yang harus dilakukan trader ritel? Daripada bingung dengan prediksi yang membingungkan ini, lebih baik kembali ke dasar—perhatikan aliran dana di blockchain, perubahan posisi institusi, dan indikator sentimen pasar. Ketika institusi bersikeras bullish tapi justru mengurangi posisi, itu biasanya sinyal paling berbahaya. Tetap berhati-hati, jangan sampai terbuai oleh fluktuasi jangka pendek dan kata-kata prediksi yang indah—mungkin inilah cara terbaik bertahan dalam fase koreksi ini.