Belakangan ini, kegiatan stablecoin dengan imbal hasil tinggi yang diluncurkan oleh salah satu bursa terkemuka memicu sebuah kekeliruan pasar yang klasik. Rantai kejadian ini sebenarnya cukup menarik dan layak untuk dianalisis.

Awal dari kejadian ini adalah seperti berikut: platform meluncurkan produk keuangan stablecoin, dengan tingkat pengembalian tahunan mencapai 20%, tetapi kuotanya terbatas hanya sebesar 50.000 dolar AS. Kondisi yang menggoda ini menarik banyak pengguna untuk masuk, menukar USDT dengan mata uang baru ini untuk bersaing mendapatkan kuota tersebut. Pasokan tiba-tiba menjadi ketat, dan stablecoin ini mengalami premi sebesar 0,39% dalam waktu singkat—yang sudah cukup besar untuk sebuah mata uang yang seharusnya stabil harganya secara teori.

Para arbitrator yang peka segera melihat peluang. Ada yang meminjam stablecoin ini melalui akun VIP, lalu menjualnya secara bertahap kepada pengguna yang ingin berinvestasi, mengambil selisih harga di tengah-tengahnya. Semuanya tampak terkendali.

Namun, titik balik pun muncul. Seorang trader mungkin ingin langsung menggunakan BTC untuk menukar stablecoin ini demi keuntungan cepat, tetapi terjadi kesalahan dalam memilih pasangan trading—dia memilih pasangan BTC, bukan pasangan utama USDT. Lebih parah lagi, sebuah operasi ceroboh mengubah order kecil yang direncanakan menjadi order pasar besar-besaran. Karena likuiditas pasangan trading ini sangat tipis, hanya beberapa puluh ribu dolar AS dalam kedalaman pasar, harga langsung terbang ke angka yang tidak masuk akal, yaitu sekitar 24.000 dolar AS.

Namun, cerita ini tidak berakhir tragis. Robot arbitrasi merespons dengan cepat, menyerap seluruh order dalam hitungan detik dan melakukan arbitrase, sehingga harga segera kembali normal. Proses flash crash ini hanya berlangsung beberapa detik, dan pasangan trading utama BTC/USDT hampir tidak terpengaruh.

Pelajaran dari kejadian ini sangat jelas: penurunan pasar yang besar sulit terjadi di pasangan kecil karena likuiditas akan segera diisi oleh kekuatan arbitrase. Saat menghadapi harga ekstrem di masa depan, jangan panik dulu—periksa dulu pasangan trading dan kedalaman pasar sebelum bertindak.