Belakangan ini saya menemukan fenomena yang cukup menarik saat memantau pasar. BTC di posisi $87.470 benar-benar terjebak di sana, tidak banyak bergerak ke atas maupun ke bawah, seperti ditekan tombol pause oleh seseorang.

Namun yang benar-benar perlu diwaspadai sebenarnya berasal dari sisi lain—efek sinergi antara ekonomi dan kebijakan moneter Amerika Serikat. Baru-baru ini Trump mengatakan bahwa pertumbuhan PDB kuartal ketiga Amerika mencapai 4,3% secara tahunan, ini adalah rekor tercepat sejak kuartal keempat tahun lalu. Kedengarannya baik, tetapi bagi pasar cryptocurrency, ini justru bisa menjadi tekanan.

Mengapa? Logikanya sebenarnya tidak rumit: semakin panas ekonomi, semakin besar risiko rebound inflasi. Ketika inflasi rebound, ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve akan tertunda, dan era suku bunga tinggi akan lebih panjang. Hasilnya? Aset dolar AS mulai menjadi lebih menarik, uang dari investor global akan terus mengalir kembali ke AS, dan aset berisiko tinggi seperti BTC menjadi objek yang paling mudah dijual—yang biasa disebut sebagai "mesin penarik uang".

Namun, data di blockchain menunjukkan cerita yang berbeda. Dalam 24 jam terakhir, nilai deposit jaringan stablecoin terdesentralisasi mencapai level tertinggi dalam hampir tiga bulan. Ini sangat menarik—ketika keuangan tradisional mulai mengencangkan likuiditas, sebuah sistem penyimpanan nilai yang sepenuhnya didukung kode dan tidak terpengaruh kebijakan Federal Reserve ini, sedang menarik perhatian dana pintar. Seperti menemukan jalur perlindungan baru di tengah ketatnya kondisi keuangan utama.