Para pengamat pasar memperhatikan bahwa akhir-akhir ini, yen Jepang terhadap dolar AS mencapai level terendah baru di bawah 155, dan euro terhadap yen bahkan mencatat level terendah sejarah. Di balik pergerakan ini, tercermin kenyataan bahwa spread suku bunga AS-Jepang semakin melebar, sekaligus mengisyaratkan bahwa otoritas Jepang mungkin menghadapi persimpangan pilihan.
Sinyal kebijakan terus bermunculan, ekspektasi intervensi meningkat
Menteri Keuangan Jepang, Shunichi Suzuki, baru-baru ini mengeluarkan peringatan tentang “volatilitas cepat sepihak” di pasar valuta asing, yang diartikan pasar sebagai tanda bahwa pemerintah mungkin bersiap mengambil tindakan. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Kementerian Keuangan Jepang pernah melakukan intervensi saat yen melemah secara signifikan pada tahun 2022 dan 2024, dengan level intervensi sekitar 158 dan 161.7.
Namun, prediksi lembaga berbeda-beda. Bank AS berpendapat bahwa diperlukan pengujian ke level 158 untuk memicu respons kebijakan yang nyata; Goldman Sachs menilai bahwa kemungkinan intervensi akan meningkat secara signifikan saat dolar AS terhadap yen mencapai 161-162. Ini berarti bahwa saat ini, urgensi otoritas Jepang untuk masuk pasar belum terlalu tinggi.
Faktor pendorong beragam saling berinteraksi, volatilitas mata uang Asia menjadi perhatian
RUU anggaran sementara yang ditandatangani Presiden AS, Donald Trump, mengakhiri penutupan pemerintah federal selama 43 hari. Data ekonomi yang akan dirilis AS selanjutnya akan menjadi pendukung penting bagi pergerakan dolar AS terhadap yen. Pada saat yang sama, rencana stimulus ekonomi dari Perdana Menteri Jepang yang baru, Sanae Takaichi, juga menjadi fokus pasar. Tabrakan kedua faktor ini akan menentukan jalur pergerakan yen serta mata uang Asia lainnya seperti dolar Hong Kong dan yuan.
Pandangan lembaga mengungkapkan petunjuk
Dalam perkiraan dari JPMorgan dan Mizuho Securities, target harga dolar AS terhadap yen pada akhir Desember 2025 berada di sekitar 156. Ini menunjukkan bahwa dari posisi saat ini, ruang untuk penyesuaian lebih lanjut mungkin terbatas, tetapi jendela waktu untuk intervensi kebijakan semakin menyempit. Bagi investor yang memperhatikan pergerakan yen terhadap dolar Hong Kong, mengikuti kebijakan Bank of Japan dan data ekonomi AS akan menjadi prioritas utama.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Nilai tukar Yen Jepang tetap stabil, akankah mata uang Asia seperti HKD mendapatkan manfaat? Intervensi kebijakan mungkin sudah dekat
Para pengamat pasar memperhatikan bahwa akhir-akhir ini, yen Jepang terhadap dolar AS mencapai level terendah baru di bawah 155, dan euro terhadap yen bahkan mencatat level terendah sejarah. Di balik pergerakan ini, tercermin kenyataan bahwa spread suku bunga AS-Jepang semakin melebar, sekaligus mengisyaratkan bahwa otoritas Jepang mungkin menghadapi persimpangan pilihan.
Sinyal kebijakan terus bermunculan, ekspektasi intervensi meningkat
Menteri Keuangan Jepang, Shunichi Suzuki, baru-baru ini mengeluarkan peringatan tentang “volatilitas cepat sepihak” di pasar valuta asing, yang diartikan pasar sebagai tanda bahwa pemerintah mungkin bersiap mengambil tindakan. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Kementerian Keuangan Jepang pernah melakukan intervensi saat yen melemah secara signifikan pada tahun 2022 dan 2024, dengan level intervensi sekitar 158 dan 161.7.
Namun, prediksi lembaga berbeda-beda. Bank AS berpendapat bahwa diperlukan pengujian ke level 158 untuk memicu respons kebijakan yang nyata; Goldman Sachs menilai bahwa kemungkinan intervensi akan meningkat secara signifikan saat dolar AS terhadap yen mencapai 161-162. Ini berarti bahwa saat ini, urgensi otoritas Jepang untuk masuk pasar belum terlalu tinggi.
Faktor pendorong beragam saling berinteraksi, volatilitas mata uang Asia menjadi perhatian
RUU anggaran sementara yang ditandatangani Presiden AS, Donald Trump, mengakhiri penutupan pemerintah federal selama 43 hari. Data ekonomi yang akan dirilis AS selanjutnya akan menjadi pendukung penting bagi pergerakan dolar AS terhadap yen. Pada saat yang sama, rencana stimulus ekonomi dari Perdana Menteri Jepang yang baru, Sanae Takaichi, juga menjadi fokus pasar. Tabrakan kedua faktor ini akan menentukan jalur pergerakan yen serta mata uang Asia lainnya seperti dolar Hong Kong dan yuan.
Pandangan lembaga mengungkapkan petunjuk
Dalam perkiraan dari JPMorgan dan Mizuho Securities, target harga dolar AS terhadap yen pada akhir Desember 2025 berada di sekitar 156. Ini menunjukkan bahwa dari posisi saat ini, ruang untuk penyesuaian lebih lanjut mungkin terbatas, tetapi jendela waktu untuk intervensi kebijakan semakin menyempit. Bagi investor yang memperhatikan pergerakan yen terhadap dolar Hong Kong, mengikuti kebijakan Bank of Japan dan data ekonomi AS akan menjadi prioritas utama.