Dalam pasar valuta asing, Poundsterling (GBP) pernah menjadi salah satu mata uang terkuat di dunia. Tetapi sejak referendum Brexit Inggris pada 2016, mantan penguasa keuangan ini seperti terkena mantra, dari puncaknya di sekitar 2.00 dolar AS, sempat jatuh ke 1.03 dolar AS pada 2022—hampir terpotong setengahnya. Namun, seiring tren de-dolarisasi global yang semakin cepat pada 2025, dan Federal Reserve yang akan menurunkan suku bunga, nilai tukar Pound justru menghadapi peluang rebound yang tak terduga.
Mengapa perlu memperhatikan Pound? Seberapa penting posisinya di pasar valuta asing
Sebagai mata uang utama keempat di dunia, Pound menyumbang sekitar 13% volume perdagangan harian di pasar forex, setelah dolar AS, euro, dan yen. Di antaranya, pasangan GBP/USD adalah favorit investor forex, dengan volume perdagangan yang selalu masuk lima besar dunia.
Daya tarik unik dari Pound terhadap dolar AS adalah: dibandingkan dengan stabilitas relatif dolar dan euro, volatilitas Pound jauh lebih tinggi. Ini menjadi peluang sekaligus risiko bagi trader jangka pendek. Terutama saat data ekonomi diumumkan (seperti GDP, data ketenagakerjaan, angka inflasi), Pound sering mengalami fluktuasi ekstrem yang jauh melebihi mata uang utama lainnya.
Perjalanan Pound selama 10 tahun terakhir: dari kejayaan ke titik terendah
Untuk memahami peluang Pound saat ini, kita harus menengok “riwayat traumanya”:
Kejayaan terakhir 2015 — Saat itu, GBP terhadap USD stabil di sekitar 1.53, ekonomi Inggris tampak stabil, dan isu Brexit baru muncul di permukaan politik, pasar belum benar-benar merespons.
Jatuh drastis Juni 2016 — Malam hasil referendum Brexit diumumkan, Pound langsung jatuh dari 1.47 ke 1.22, mencatat penurunan harian terbesar dalam beberapa dekade. Pasar baru menyadari, Pound sangat sensitif terhadap variabel politik.
Gelombang pandemi 2020 — Ekonomi global berhenti sejenak, Inggris melakukan lockdown yang cukup lama, Pound sempat jatuh di bawah 1.15. Dolar sebagai safe haven menguat, Pound menjadi korban.
Kejadian “Runtuhnya Pound 2022” — Ini adalah momen paling dramatis. Perdana Menteri baru, Truss, meluncurkan “anggaran mini”, berusaha merangsang ekonomi lewat pemotongan pajak besar-besaran tanpa penjelasan sumber dana. Pasar panik, Pound langsung anjlok ke level terendah sejarah di 1.03.
Perbaikan 2023 hingga sekarang — Dengan pelonggaran kenaikan suku bunga AS dan Bank of England yang tetap hawkish, Pound perlahan stabil kembali, saat ini berkisar di sekitar 1.26. Meskipun jauh dari titik terendah, masih di bawah kejayaan 2015.
Tiga hukum utama di balik nilai tukar Pound
Dengan mengamati fluktuasi selama 10 tahun terakhir, logika pergerakan Pound sebenarnya tidak rumit:
Ketidakstabilan politik = Pound langsung jatuh — Setiap ketidakpastian internal Inggris (Brexit, pemilu, isu referendum kemerdekaan) biasanya langsung membuat Pound melemah. Pasar sangat takut ketidakpastian, dan Pound adalah mata uang yang sangat sensitif secara politik.
Naiknya suku bunga Fed = Pound tertekan — AS adalah pusat dana global. Saat Fed menaikkan suku bunga, dolar menguat, mata uang non-AS akan tertekan. Tapi sekarang situasinya berbalik: AS mulai menurunkan suku bunga, dan Pound berpotensi bangkit.
Sikap hawkish Bank of England = Pound rebound — Jika data ekonomi Inggris membaik, ketenagakerjaan kuat, dan bank sentral memberi sinyal akan mempertahankan suku tinggi, pasar akan bullish terhadap Pound. Logika ini yang membuat Pound dari titik terendah 2022 perlahan naik ke sekitar 1.26 saat ini.
Variabel kunci nilai tukar Pound tahun 2025: Spread suku bunga akan berbalik
Inti dari pergerakan mata uang adalah spread suku bunga. Singkatnya, negara yang menawarkan suku bunga lebih tinggi akan menarik dana ke sana.
Situasi saat ini sangat menguntungkan Pound:
Ekspektasi penurunan suku bunga AS yang jelas — Pasar memperkirakan Fed akan mulai menurunkan suku bunga di paruh kedua 2025, dengan potensi penurunan 75-100 basis poin. Daya tarik dolar akan berkurang.
Bank of England tetap mempertahankan suku tinggi — Meski inflasi mulai menurun, tetap di sekitar 3%. BoE menegaskan akan mempertahankan suku tinggi dalam jangka panjang sampai inflasi terkendali. Ini berarti Pound kemungkinan menjadi salah satu dari sedikit negara Barat yang mulai menurunkan suku bunga terakhir.
“Ketidaksesuaian kebijakan” ini adalah kunci penguatan Pound. Saat AS menurunkan suku bunga dan Inggris tetap tinggi, dana akan tertarik ke aset Pound, mendorong nilai tukarnya naik.
Fundamental ekonomi Inggris: Stabil tapi tidak mencolok
Selain kebijakan suku bunga, kondisi ekonomi juga penting:
Inflasi: 3.2%, meskipun turun dari puncaknya 2022, tetap di atas target 2%
Tingkat pengangguran: stabil di sekitar 4.1%, dengan pertumbuhan upah yang kuat
Pertumbuhan GDP: kuartal keempat 2024 diperkirakan naik 0.3%, keluar dari resesi teknis, tapi momentum pertumbuhan tetap lembut
Perkiraan 2025 — pertumbuhan tahunan sekitar 1.1%-1.3%
Secara keseluruhan, ekonomi Inggris tidak terlalu cerah maupun runtuh, berada dalam kondisi “tenang-tenang saja”. Ini sebenarnya menguntungkan Pound—tanpa berita buruk, ruang untuk kenaikan suku bunga tetap terbuka.
Prediksi pergerakan nilai tukar Pound ke depan
Berdasarkan analisis di atas, prospek Pound tergantung pada dua skenario:
Skenario optimis — Jika AS benar-benar menurunkan suku bunga sesuai jadwal dan Inggris mempertahankan suku tinggi, Pound bisa kembali ke 1.30, bahkan menantang 1.35. Ini akan menjadi performa terkuat sejak Brexit.
Skenario pesimis — Jika data ekonomi Inggris tidak membaik, dan BoE terpaksa mengubah kebijakan ke penurunan suku lebih awal, Pound bisa kembali ke 1.20 bahkan lebih rendah.
Waktu dan cara terbaik trading Pound
Waktu trading terbaik — Saat pasar London aktif (setelah pukul 14.00 WIB) sampai tumpang tindih dengan pasar AS (hingga pukul 02.00 WIB). Saat ini likuiditas paling tinggi, spread paling kecil.
Perhatikan hari data penting — Terutama hari pengumuman kebijakan BoE, rilis GDP, data ketenagakerjaan, karena volatilitas Pound akan sangat tinggi dan peluang trading besar.
Strategi trading — Jika bullish, pasang order buy di support utama; jika bearish, pasang order sell di resistance utama. Pastikan selalu menetapkan stop loss dan take profit yang rasional.
Apakah saat ini waktu yang tepat membeli Pound?
Keputusan beli Pound tergantung pada jangka waktu dan toleransi risiko Anda:
Trader jangka pendek — Volatilitas tinggi cocok, tapi harus disiplin dan pasang stop loss ketat untuk menghindari kejutan politik.
Investor jangka menengah — Kondisi saat ini cukup menguntungkan. Ekspektasi penurunan suku bunga AS semakin matang, dan keunggulan suku bunga Inggris tetap ada. Bisa mulai bertahap saat koreksi harga.
Investor konservatif — Lebih baik tunggu Pound menembus 1.30 sebagai konfirmasi tren, agar posisi lebih aman.
Pesan terakhir
Cerita Pound sebenarnya adalah “premi ketidakpastian”. Ia pernah runtuh karena Brexit, dan bangkit lagi karena perubahan geopolitik global. Pada 2025, seiring Fed berpotensi melonggarkan kebijakan dan dana global mencari alternatif dolar, Pound berada di persimpangan sejarah.
Tapi ingat, musuh terbesar Pound bukanlah fundamental ekonomi, melainkan variabel politik. Jika Inggris mengalami gejolak politik baru, semua kenaikan sebelumnya bisa hilang seketika. Jadi, saat trading Pound, tidak cukup hanya melihat grafik—kita juga harus memperhatikan dinamika politik London.
Manajemen risiko yang tepat dan disiplin ketat adalah kunci bertahan di pasar volatil tinggi ini.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Kesempatan Investasi Nilai Tukar Pound Inggris Tahun 2025: Dari Bayang-Bayang Brexit hingga Pembalikan Manfaat Kenaikan Suku Bunga
Dalam pasar valuta asing, Poundsterling (GBP) pernah menjadi salah satu mata uang terkuat di dunia. Tetapi sejak referendum Brexit Inggris pada 2016, mantan penguasa keuangan ini seperti terkena mantra, dari puncaknya di sekitar 2.00 dolar AS, sempat jatuh ke 1.03 dolar AS pada 2022—hampir terpotong setengahnya. Namun, seiring tren de-dolarisasi global yang semakin cepat pada 2025, dan Federal Reserve yang akan menurunkan suku bunga, nilai tukar Pound justru menghadapi peluang rebound yang tak terduga.
Mengapa perlu memperhatikan Pound? Seberapa penting posisinya di pasar valuta asing
Sebagai mata uang utama keempat di dunia, Pound menyumbang sekitar 13% volume perdagangan harian di pasar forex, setelah dolar AS, euro, dan yen. Di antaranya, pasangan GBP/USD adalah favorit investor forex, dengan volume perdagangan yang selalu masuk lima besar dunia.
Daya tarik unik dari Pound terhadap dolar AS adalah: dibandingkan dengan stabilitas relatif dolar dan euro, volatilitas Pound jauh lebih tinggi. Ini menjadi peluang sekaligus risiko bagi trader jangka pendek. Terutama saat data ekonomi diumumkan (seperti GDP, data ketenagakerjaan, angka inflasi), Pound sering mengalami fluktuasi ekstrem yang jauh melebihi mata uang utama lainnya.
Perjalanan Pound selama 10 tahun terakhir: dari kejayaan ke titik terendah
Untuk memahami peluang Pound saat ini, kita harus menengok “riwayat traumanya”:
Kejayaan terakhir 2015 — Saat itu, GBP terhadap USD stabil di sekitar 1.53, ekonomi Inggris tampak stabil, dan isu Brexit baru muncul di permukaan politik, pasar belum benar-benar merespons.
Jatuh drastis Juni 2016 — Malam hasil referendum Brexit diumumkan, Pound langsung jatuh dari 1.47 ke 1.22, mencatat penurunan harian terbesar dalam beberapa dekade. Pasar baru menyadari, Pound sangat sensitif terhadap variabel politik.
Gelombang pandemi 2020 — Ekonomi global berhenti sejenak, Inggris melakukan lockdown yang cukup lama, Pound sempat jatuh di bawah 1.15. Dolar sebagai safe haven menguat, Pound menjadi korban.
Kejadian “Runtuhnya Pound 2022” — Ini adalah momen paling dramatis. Perdana Menteri baru, Truss, meluncurkan “anggaran mini”, berusaha merangsang ekonomi lewat pemotongan pajak besar-besaran tanpa penjelasan sumber dana. Pasar panik, Pound langsung anjlok ke level terendah sejarah di 1.03.
Perbaikan 2023 hingga sekarang — Dengan pelonggaran kenaikan suku bunga AS dan Bank of England yang tetap hawkish, Pound perlahan stabil kembali, saat ini berkisar di sekitar 1.26. Meskipun jauh dari titik terendah, masih di bawah kejayaan 2015.
Tiga hukum utama di balik nilai tukar Pound
Dengan mengamati fluktuasi selama 10 tahun terakhir, logika pergerakan Pound sebenarnya tidak rumit:
Ketidakstabilan politik = Pound langsung jatuh — Setiap ketidakpastian internal Inggris (Brexit, pemilu, isu referendum kemerdekaan) biasanya langsung membuat Pound melemah. Pasar sangat takut ketidakpastian, dan Pound adalah mata uang yang sangat sensitif secara politik.
Naiknya suku bunga Fed = Pound tertekan — AS adalah pusat dana global. Saat Fed menaikkan suku bunga, dolar menguat, mata uang non-AS akan tertekan. Tapi sekarang situasinya berbalik: AS mulai menurunkan suku bunga, dan Pound berpotensi bangkit.
Sikap hawkish Bank of England = Pound rebound — Jika data ekonomi Inggris membaik, ketenagakerjaan kuat, dan bank sentral memberi sinyal akan mempertahankan suku tinggi, pasar akan bullish terhadap Pound. Logika ini yang membuat Pound dari titik terendah 2022 perlahan naik ke sekitar 1.26 saat ini.
Variabel kunci nilai tukar Pound tahun 2025: Spread suku bunga akan berbalik
Inti dari pergerakan mata uang adalah spread suku bunga. Singkatnya, negara yang menawarkan suku bunga lebih tinggi akan menarik dana ke sana.
Situasi saat ini sangat menguntungkan Pound:
Ekspektasi penurunan suku bunga AS yang jelas — Pasar memperkirakan Fed akan mulai menurunkan suku bunga di paruh kedua 2025, dengan potensi penurunan 75-100 basis poin. Daya tarik dolar akan berkurang.
Bank of England tetap mempertahankan suku tinggi — Meski inflasi mulai menurun, tetap di sekitar 3%. BoE menegaskan akan mempertahankan suku tinggi dalam jangka panjang sampai inflasi terkendali. Ini berarti Pound kemungkinan menjadi salah satu dari sedikit negara Barat yang mulai menurunkan suku bunga terakhir.
“Ketidaksesuaian kebijakan” ini adalah kunci penguatan Pound. Saat AS menurunkan suku bunga dan Inggris tetap tinggi, dana akan tertarik ke aset Pound, mendorong nilai tukarnya naik.
Fundamental ekonomi Inggris: Stabil tapi tidak mencolok
Selain kebijakan suku bunga, kondisi ekonomi juga penting:
Secara keseluruhan, ekonomi Inggris tidak terlalu cerah maupun runtuh, berada dalam kondisi “tenang-tenang saja”. Ini sebenarnya menguntungkan Pound—tanpa berita buruk, ruang untuk kenaikan suku bunga tetap terbuka.
Prediksi pergerakan nilai tukar Pound ke depan
Berdasarkan analisis di atas, prospek Pound tergantung pada dua skenario:
Skenario optimis — Jika AS benar-benar menurunkan suku bunga sesuai jadwal dan Inggris mempertahankan suku tinggi, Pound bisa kembali ke 1.30, bahkan menantang 1.35. Ini akan menjadi performa terkuat sejak Brexit.
Skenario pesimis — Jika data ekonomi Inggris tidak membaik, dan BoE terpaksa mengubah kebijakan ke penurunan suku lebih awal, Pound bisa kembali ke 1.20 bahkan lebih rendah.
Waktu dan cara terbaik trading Pound
Waktu trading terbaik — Saat pasar London aktif (setelah pukul 14.00 WIB) sampai tumpang tindih dengan pasar AS (hingga pukul 02.00 WIB). Saat ini likuiditas paling tinggi, spread paling kecil.
Perhatikan hari data penting — Terutama hari pengumuman kebijakan BoE, rilis GDP, data ketenagakerjaan, karena volatilitas Pound akan sangat tinggi dan peluang trading besar.
Strategi trading — Jika bullish, pasang order buy di support utama; jika bearish, pasang order sell di resistance utama. Pastikan selalu menetapkan stop loss dan take profit yang rasional.
Apakah saat ini waktu yang tepat membeli Pound?
Keputusan beli Pound tergantung pada jangka waktu dan toleransi risiko Anda:
Pesan terakhir
Cerita Pound sebenarnya adalah “premi ketidakpastian”. Ia pernah runtuh karena Brexit, dan bangkit lagi karena perubahan geopolitik global. Pada 2025, seiring Fed berpotensi melonggarkan kebijakan dan dana global mencari alternatif dolar, Pound berada di persimpangan sejarah.
Tapi ingat, musuh terbesar Pound bukanlah fundamental ekonomi, melainkan variabel politik. Jika Inggris mengalami gejolak politik baru, semua kenaikan sebelumnya bisa hilang seketika. Jadi, saat trading Pound, tidak cukup hanya melihat grafik—kita juga harus memperhatikan dinamika politik London.
Manajemen risiko yang tepat dan disiplin ketat adalah kunci bertahan di pasar volatil tinggi ini.