Surat utang tahun 2567: Investasi yang sebaiknya dihindari atau harus diperhatikan?

Pasar keuangan dunia semakin tidak stabil, sehingga investor mulai mencari opsi investasi yang lebih aman daripada saham dan komoditas. Deposito bank menawarkan bunga yang sangat rendah, harga emas melambung tinggi di atas awan, dan obligasi menjadi solusi yang masuk akal bagi kelompok investor yang menginginkan hasil yang baik tetapi tidak siap kehilangan modal dengan cepat.

Apa itu obligasi dan mengapa berbeda dari saham?

Jika dibandingkan secara sederhana, obligasi adalah “perjanjian pinjaman uang” yang tertulis di atas kertas dan dapat diperdagangkan. Ketika Anda membeli obligasi perusahaan atau pemerintah, Anda sedang memberi pinjaman kepada mereka, dan mereka berjanji akan membayar bunga kepada Anda setiap ( dua kali setahun) dan mengembalikan pokok saat jatuh tempo.

Perbedaan utama dari saham sangat jelas:

  • Saham = Anda menjadi pemilik sebagian dari perusahaan, keuntungan naik turun sesuai laba perusahaan
  • Obligasi = Anda menjadi kreditur perusahaan, menerima bunga tetap tanpa tergantung laba atau rugi perusahaan

Risiko tersembunyi dalam obligasi – Jangan sampai terlewat

Banyak investor berpikir bahwa obligasi aman sampai-sampai meremehkan, tetapi kenyataannya ada risiko yang berbeda-beda:

1. Risiko gagal bayar – Jika perusahaan penerbit obligasi bangkrut sebelum jatuh tempo, Anda mungkin tidak mendapatkan kembali pokoknya sama sekali

2. Risiko perubahan suku bunga – Jika Anda membeli obligasi dengan bunga 4% dan kemudian dunia menaikkan suku bunga menjadi 7%, Anda akan menyesal karena terikat dengan tingkat bunga lama

3. Risiko likuiditas – Obligasi tidak selalu memiliki pasar saham utama. Jika Anda ingin menjual cepat, mungkin harus mengandalkan lembaga tengah untuk membantu

4. Risiko inflasi – Jika inflasi naik 8% tetapi obligasi hanya memberi bunga 5%, daya beli Anda benar-benar berkurang

5. Risiko reinvestasi – Saat obligasi jatuh tempo, jika suku bunga pasar turun, Anda akan menghadapi masalah mencari obligasi baru dengan hasil yang baik

Jenis obligasi – Mana yang harus dipilih?

Pasar modal Thailand menawarkan banyak pilihan obligasi:

Berdasarkan penerbit:

  • Obligasi pemerintah (paling aman tetapi hasilnya terendah)
  • Obligasi BUMN (lebih aman daripada obligasi swasta)
  • Obligasi perusahaan swasta @E0#hasil lebih baik tetapi risiko lebih tinggi(

Berdasarkan cara pembayaran bunga:

  • Pembayaran bunga rutin @E0#mendapatkan uang tunai secara berkala)
  • Bunga ditangguhkan @E0#tidak menerima bunga sampai jatuh tempo(
  • Tanpa bunga @E0#dibeli dengan harga diskon dan dijual kembali saat jatuh tempo)

Berdasarkan tingkat bunga:

  • Bunga tetap @E0#jumlah bunga tetap diketahui di awal(
  • Bunga mengambang @E0#berfluktuasi mengikuti acuan suku bunga)

Cara menghitung hasil dari obligasi

Contoh sederhana: Anda membeli obligasi dengan nilai nominal 10.000 Baht, tingkat bunga 8% per tahun, dibayar dua kali setahun, selama 4 tahun

  • Bunga per kali = 10.000 × (8% ÷ 2) = 400 Baht
  • Bunga per tahun = 800 Baht
  • Total bunga selama 4 tahun = 3.200 Baht
  • Total uang kembali = 10.000 + 3.200 = 13.200 Baht

Perdagangan obligasi – Lebih mudah dari yang dibayangkan

Pasar primer (Primary Market) – Membeli langsung dari penerbit @E0#perusahaan atau pemerintah( melalui bank atau lembaga keuangan. Pembelian pertama harus dilakukan saat penawaran perdana

Pasar sekunder )Secondary Market( – Membeli dan menjual obligasi yang sudah diterbitkan. Di Thailand ada pasar BEX )Bond Electronics Exchange( yang meningkatkan likuiditas. Buka rekening di lembaga sekuritas utama, dan bisa memperdagangkan seperti saham. Obligasi disimpan di TSD )Central Securities Depository Thailand(

Investasi obligasi tahun 2567 – Bagus tidak?

Kelebihan:

  • Berbagai jangka waktu @E0#dari 1 hari sampai 20 tahun)
  • Mendapat aliran kas rutin, hasil lebih baik dari deposito
  • Risiko lebih rendah dari saham karena hak klaim kreditur lebih dulu
  • Likuiditas cukup dari pasar sekunder

Kekurangan:

  • Hasil lebih rendah dari saham meskipun risiko lebih kecil
  • Masih ada risiko gagal bayar, inflasi, dan suku bunga
  • Analisisnya cukup kompleks @E0#perlu memahami kondisi keuangan penerbit dan suku bunga pasar(

Obligasi vs saham – Mana yang lebih cocok untuk Anda?

Kriteria Obligasi Saham
Hasil Tetap rendah Tinggi tapi tidak pasti
Risiko Rendah Tinggi banget
Analisis Lihat kemampuan bayar, suku bunga Analisis laba, pertumbuhan, stabilitas

Pilih obligasi jika:

  • Anda sudah tua, tidak mau pusing
  • Menginginkan pendapatan tetap
  • Tidak tahan volatilitas

Pilih saham jika:

  • Masih muda, punya waktu panjang
  • Bisa menerima risiko
  • Menginginkan hasil tinggi

Keseimbangan = Pilih keduanya – Ini adalah Asset Allocation yang baik, mengurangi risiko dan tidak membuat hasil turun drastis

Kesimpulan

Obligasi bukanlah investasi yang “kalah” dibandingkan saham, tetapi berbeda “jenis” untuk investor yang berbeda pula. Tahun 2567, pasar keuangan penuh ketidakpastian, memiliki “perisai” seperti obligasi dalam portofolio bisa menjadi langkah cerdas.

Kuncinya adalah belajar memahami setiap jenis obligasi, risiko yang melekat, dan menyesuaikan dengan kebutuhan serta situasi Anda saat ini. Baik obligasi maupun saham, yang terpenting adalah memilih secara bijak dan berencana.

Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • Komentar
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
Tidak ada komentar
  • Sematkan

Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)