Di dalam alat analisis teknikal pasar forex, indikator Fibonacci dianggap sebagai klasik. Metode ini berasal dari deret angka ajaib—setiap angka adalah jumlah dari dua angka sebelumnya. Pola yang tampaknya sederhana ini, sering muncul di alam dan pasar keuangan, membantu trader memprediksi titik balik harga aset.
Kunci utamanya terletak pada rasio yang terkandung dalam deret ini. Ketika kita membagi satu angka dalam deret dengan angka sebelumnya, hasilnya sekitar 1.618. Inilah yang dikenal sebagai Rasio Emas—yang dipercaya mampu menggambarkan keseimbangan segala sesuatu di alam semesta. Pada abad ke-13, matematikawan Italia Leonardo Pisano (dikenal sebagai Fibonacci) memperkenalkan rasio ini ke dunia Barat, dan sejak saat itu menjadi salah satu alat analisis teknikal yang paling dihormati di pasar keuangan.
Kode Matematika Deret Fibonacci: 1.618, 0.618, 0.382
Memahami retracement Fibonacci dimulai dari penguasaan tiga rasio inti ini:
Angka-angka ini, yang tampak dingin dan matematis, justru menjadi alat prediksi yang kuat dalam pasar. 0.618 dan 0.382 masing-masing membentuk level retracement Fibonacci 61.8% dan 38.2%—yang digunakan trader sebagai garis acuan untuk mencari support dan resistance.
Aplikasi Praktis: Bagaimana Menggunakan Fibonacci Retracement untuk Menemukan Titik Masuk
Misalnya harga emas naik dari 1681 ke 1807.93 dolar, dengan kenaikan sebesar 126.93 dolar. Sekarang harga mulai koreksi, dan trader perlu menemukan support potensial untuk menempatkan order beli.
Dengan garis retracement Fibonacci, kita dapat menghitung support berikut:
Persentase Retracement
Level Harga
Rumus Perhitungan
23.6%
1777.97 USD
$1807.93 - ($126.93 × 0.236)
38.2%
1759.44 USD
$1807.93 - ($126.93 × 0.382)
50%
1744.47 USD
$1807.93 - ($126.93 × 0.5)
61.8%
1729.49 USD
$1807.93 - ($126.93 × 0.618)
78.6%
1708.16 USD
$1807.93 - ($126.93 × 0.786)
Level-level ini bukan sekadar angka dingin—mereka mewakili area di mana partisipan pasar mungkin membalik arah. Ketika harga menyentuh salah satu level ini (terutama 61.8%), banyak trader akan menempatkan order beli di situ, karena kemungkinan besar akan menjadi support baru.
Logika Trading dalam Tren Naik vs Tren Turun
Dalam Tren Naik:
Ketika harga aset naik tajam lalu mulai koreksi, trader perlu mencari support sebelum harga rebound. Menghubungkan titik tertinggi dan terendah (disebut titik A dan B), lalu mencari support di level Fibonacci retracement (23.6%, 38.2%, 50%, 61.8%, 78.6%). Jika harga berhenti turun dan rebound di level Fibonacci tertentu, itu sinyal beli yang baik.
Dalam Tren Turun:
Logikanya berlawanan. Setelah harga turun tajam dan mulai rebound, trader menggambar garis Fibonacci retracement dari puncak ke dasar, mencari level resistance. Jika harga rebound ke level Fibonacci tertentu dan kembali turun, itu peluang jual.
Trader biasanya tidak hanya mengandalkan Fibonacci retracement saja, melainkan menggabungkan indikator teknikal lain atau pola tren untuk konfirmasi. Banyak sinyal yang dikonfirmasi, meningkatkan peluang keberhasilan trading.
Fibonacci Ekspansi: Menemukan Target Keluar dari Pasar
Jika Fibonacci retracement membantu Anda menemukan titik masuk, maka Fibonacci extension digunakan untuk menentukan kapan keluar dari pasar.
Logika extension adalah sebagai berikut: setelah mengonfirmasi support Fibonacci retracement (disebut titik B), trader menghitung potensi target harga dari titik tersebut. Level ekstensi umum meliputi 100%, 161.8%, 200%, 261.8%, dan 423.6%.
Dalam tren naik, trader membeli di titik B dan bisa menetapkan target profit di level ekstensi yang berbeda. Ketika harga mencapai level ekstensi 161.8% (yang paling umum), banyak trader akan menutup posisi untuk mengambil keuntungan.
Dalam tren turun, sebaliknya—menjual di titik B dan menetapkan stop profit di level ekstensi.
Fibonacci Retracement: Dari Teori ke Praktik
Keajaiban sistem Fibonacci terletak pada kenyataannya bahwa ia bukan sekadar imajinasi, melainkan berasal dari pola matematika yang umum ditemukan di alam. Ketika pola ini diterapkan ke pasar keuangan, ia membantu trader:
Menentukan support dan resistance: bukan tebak-tebakan, melainkan perhitungan matematis
Mengoptimalkan waktu masuk: menempatkan order beli/jual di level Fibonacci untuk meningkatkan akurasi
Menetapkan stop loss yang rasional: keluar saat harga menembus level Fibonacci yang tidak valid
Merencanakan target keuntungan: menggunakan level ekstensi untuk menentukan titik keluar yang jelas
Namun, perlu ditekankan bahwa Fibonacci hanyalah alat, bukan jaminan keberhasilan mutlak. Pasar didorong oleh keputusan banyak partisipan, dan indikator tunggal tidak bisa menjamin 100% keberhasilan. Trader yang mahir adalah mereka yang menggabungkan Fibonacci retracement dengan analisis tren, volume, indikator lain, membentuk sistem trading yang lengkap.
Menguasai Fibonacci retracement di pasar forex sama seperti memiliki mata tambahan untuk melihat pasar secara lebih tajam. Tapi ingat—alat hanyalah alat, disiplin trading dan pengelolaan risiko adalah fondasi keberhasilan jangka panjang.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Menguasai Retracement Fibonacci: Kode Rahasia Pembagian Emas dalam Perdagangan Valas
Mengapa Trader Semuanya Menggunakan Fibonacci?
Di dalam alat analisis teknikal pasar forex, indikator Fibonacci dianggap sebagai klasik. Metode ini berasal dari deret angka ajaib—setiap angka adalah jumlah dari dua angka sebelumnya. Pola yang tampaknya sederhana ini, sering muncul di alam dan pasar keuangan, membantu trader memprediksi titik balik harga aset.
Kunci utamanya terletak pada rasio yang terkandung dalam deret ini. Ketika kita membagi satu angka dalam deret dengan angka sebelumnya, hasilnya sekitar 1.618. Inilah yang dikenal sebagai Rasio Emas—yang dipercaya mampu menggambarkan keseimbangan segala sesuatu di alam semesta. Pada abad ke-13, matematikawan Italia Leonardo Pisano (dikenal sebagai Fibonacci) memperkenalkan rasio ini ke dunia Barat, dan sejak saat itu menjadi salah satu alat analisis teknikal yang paling dihormati di pasar keuangan.
Kode Matematika Deret Fibonacci: 1.618, 0.618, 0.382
Memahami retracement Fibonacci dimulai dari penguasaan tiga rasio inti ini:
Aturan dasar deret ini adalah: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597…
Dengan mengamati deret ini, kita akan menemukan:
Angka-angka ini, yang tampak dingin dan matematis, justru menjadi alat prediksi yang kuat dalam pasar. 0.618 dan 0.382 masing-masing membentuk level retracement Fibonacci 61.8% dan 38.2%—yang digunakan trader sebagai garis acuan untuk mencari support dan resistance.
Aplikasi Praktis: Bagaimana Menggunakan Fibonacci Retracement untuk Menemukan Titik Masuk
Misalnya harga emas naik dari 1681 ke 1807.93 dolar, dengan kenaikan sebesar 126.93 dolar. Sekarang harga mulai koreksi, dan trader perlu menemukan support potensial untuk menempatkan order beli.
Dengan garis retracement Fibonacci, kita dapat menghitung support berikut:
Level-level ini bukan sekadar angka dingin—mereka mewakili area di mana partisipan pasar mungkin membalik arah. Ketika harga menyentuh salah satu level ini (terutama 61.8%), banyak trader akan menempatkan order beli di situ, karena kemungkinan besar akan menjadi support baru.
Logika Trading dalam Tren Naik vs Tren Turun
Dalam Tren Naik:
Ketika harga aset naik tajam lalu mulai koreksi, trader perlu mencari support sebelum harga rebound. Menghubungkan titik tertinggi dan terendah (disebut titik A dan B), lalu mencari support di level Fibonacci retracement (23.6%, 38.2%, 50%, 61.8%, 78.6%). Jika harga berhenti turun dan rebound di level Fibonacci tertentu, itu sinyal beli yang baik.
Dalam Tren Turun:
Logikanya berlawanan. Setelah harga turun tajam dan mulai rebound, trader menggambar garis Fibonacci retracement dari puncak ke dasar, mencari level resistance. Jika harga rebound ke level Fibonacci tertentu dan kembali turun, itu peluang jual.
Trader biasanya tidak hanya mengandalkan Fibonacci retracement saja, melainkan menggabungkan indikator teknikal lain atau pola tren untuk konfirmasi. Banyak sinyal yang dikonfirmasi, meningkatkan peluang keberhasilan trading.
Fibonacci Ekspansi: Menemukan Target Keluar dari Pasar
Jika Fibonacci retracement membantu Anda menemukan titik masuk, maka Fibonacci extension digunakan untuk menentukan kapan keluar dari pasar.
Logika extension adalah sebagai berikut: setelah mengonfirmasi support Fibonacci retracement (disebut titik B), trader menghitung potensi target harga dari titik tersebut. Level ekstensi umum meliputi 100%, 161.8%, 200%, 261.8%, dan 423.6%.
Dalam tren naik, trader membeli di titik B dan bisa menetapkan target profit di level ekstensi yang berbeda. Ketika harga mencapai level ekstensi 161.8% (yang paling umum), banyak trader akan menutup posisi untuk mengambil keuntungan.
Dalam tren turun, sebaliknya—menjual di titik B dan menetapkan stop profit di level ekstensi.
Fibonacci Retracement: Dari Teori ke Praktik
Keajaiban sistem Fibonacci terletak pada kenyataannya bahwa ia bukan sekadar imajinasi, melainkan berasal dari pola matematika yang umum ditemukan di alam. Ketika pola ini diterapkan ke pasar keuangan, ia membantu trader:
Namun, perlu ditekankan bahwa Fibonacci hanyalah alat, bukan jaminan keberhasilan mutlak. Pasar didorong oleh keputusan banyak partisipan, dan indikator tunggal tidak bisa menjamin 100% keberhasilan. Trader yang mahir adalah mereka yang menggabungkan Fibonacci retracement dengan analisis tren, volume, indikator lain, membentuk sistem trading yang lengkap.
Menguasai Fibonacci retracement di pasar forex sama seperti memiliki mata tambahan untuk melihat pasar secara lebih tajam. Tapi ingat—alat hanyalah alat, disiplin trading dan pengelolaan risiko adalah fondasi keberhasilan jangka panjang.