▶ Era Ketidakstabilan Ekonomi, Mengapa Saham Bioteknologi Menarik Investor?
Sejak 2023 hingga saat ini, ekonomi global menghadapi berbagai tantangan—inflasi yang belum mereda, tren kenaikan suku bunga yang berkelanjutan, serta seringnya kejadian risiko perbankan, aset yang dimiliki investor menyusut, dan aset lindung nilai tradisional mulai kehilangan efektivitas. Dalam situasi sulit seperti ini, saham bioteknologi justru muncul sebagai kekuatan baru dan menjadi pusat perhatian pasar.
Berdasarkan data kinerja pasar terbaru, ETF yang mengikuti indeks bioteknologi AS (XBI.US) menunjukkan daya tahan yang lebih baik dibandingkan ETF yang mengikuti indeks S&P 500 (SPY.US). Logika di balik ini sangat sederhana—nilai inti saham bioteknologi berasal dari kemajuan riset obat baru perusahaan itu sendiri, bukan dari kondisi ekonomi eksternal. Ketika resesi ekonomi dan berbagai aset jatuh bersamaan, beberapa perusahaan bioteknologi justru mengalami kenaikan harga saham karena kemajuan obat baru mereka, inilah yang disebut sebagai “aset melawan arus”.
Oleh karena itu, saham bioteknologi diakui memiliki karakteristik tahan inflasi yang cukup kuat, dan mampu menemukan irama kenaikan harga di berbagai tahap siklus ekonomi.
▶ Apa Itu Saham Bioteknologi? Indikator Utama Industri Bioteknologi Taiwan
Saham bioteknologi merujuk pada perusahaan yang fokus di bidang bioteknologi dan rekayasa biologis, termasuk aplikasi teknik genetik, sel, dan protein, serta utama bergerak di riset dan pengembangan obat baru, pembuatan perangkat medis, dan penjualan terkait. Perusahaan ini secara umum terbagi menjadi dua kategori: satu adalah perusahaan pengembangan dan penjualan obat baru, dan lainnya adalah perusahaan pembuatan perangkat medis.
Perusahaan bioteknologi terkenal secara global meliputi Amgen (AMGN.US), Pfizer (PFE.US), Novartis (NVS.US), dan lain-lain. Di pasar Taiwan, Indeks Bioteknologi Taiwan adalah standar utama untuk mengukur kinerja industri—indeks ini disusun oleh Taiwan Index Company berdasarkan kapitalisasi pasar, volume perdagangan, dan likuiditas, digunakan untuk mengikuti tren perkembangan industri bioteknologi dan layanan kesehatan lokal.
Indeks ini mencakup perusahaan-perusahaan seperti YungShin Pharmaceutical, United Biomedical, Grape King, Taiwan Biotech, dan M3. Perlu dicatat bahwa karena standar penyusunan, beberapa saham bioteknologi terkenal seperti Taiji dan Johnson & Johnson tidak termasuk dalam indeks ini, namun hal ini tidak mengurangi nilai mereka sebagai instrumen investasi.
▶ Analisis Mendalam 5 Saham Bioteknologi Taiwan
1. YungShin Pharmaceutical (6446.TW)—Contoh Saham Pertumbuhan Obat Baru
YungShin didirikan pada 2003, fokus pada pengembangan obat protein jangka panjang untuk penyakit darah, hepatitis kronis, dan kanker. Perusahaan bekerja sama dengan lembaga riset medis internasional, dan penjualan obat menyumbang lebih dari 95% dari pendapatan.
Indikator Dasar:
Kapitalisasi pasar: 135,3 miliar NTD (per 15 Maret 2023)
Imbal hasil tahunan: -1%
Kenaikan harga saham satu tahun terakhir: 45%
Analisis Nilai Investasi:
Perusahaan ini adalah contoh saham bioteknologi bertumbuh. Meskipun imbal hasil tahunan negatif, ini mencerminkan karakteristik unik saham bioteknologi—sumber keuntungan tidak stabil dan sangat bergantung pada kemajuan peluncuran obat baru. Yang menarik, harga saham YungShin dalam tiga tahun terakhir meningkat lebih dari 600%, berkat keberhasilan peluncuran obat baru yang dikembangkan sendiri dan volume penjualan yang cepat meningkat.
Dalam dua bulan terakhir, pendapatan kumulatif perusahaan mencapai 540 juta NTD, meningkat 351% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Lebih penting lagi, obat untuk penyakit poliglobulia Ropeg telah disetujui oleh sistem kesehatan Italia dan akan menjadi sumber pendapatan utama perusahaan, dengan harga jual mencapai 7.550 euro.
Tips Investasi: Saham semacam ini memiliki risiko tinggi, tetapi potensi pertumbuhan sangat besar. Harga saham saat ini masih berpotensi mengalami koreksi jangka pendek, cocok bagi investor yang sabar menunggu peluang masuk.
2. United Biomedical (4743.TW)—Kunci Pengumuman Hasil Uji Obat Baru
United Biomedical didirikan pada 2008, fokus pada inovasi obat untuk penyakit kulit kronis dan imunologi, dengan pendapatan dari obat bioteknologi melebihi 75%. Perusahaan sudah go public sejak 2011.
Indikator Dasar:
Kapitalisasi pasar: 101,7 miliar NTD (per 15 Maret 2023)
Imbal hasil tahunan: 0.3%
Kenaikan harga saham satu tahun terakhir: 13%
Analisis Nilai Investasi:
Harga saham United Biomedical sejak 2019 terus meningkat, dan saat ini berada di posisi tinggi relatif, didorong oleh peluncuran obat baru secara bertahap. Perusahaan berhasil membalikkan kerugian menjadi laba bersih pada 2022, dengan obat baru “SuBiYi” untuk luka kaki diabetik yang sudah mendapatkan izin edar di Taiwan, dan Bonvadis yang telah memperoleh izin impor di Selandia Baru dan India.
Sinyal positif ini menunjukkan potensi perusahaan untuk membuka pasar baru dan mencapai terobosan kinerja. Saat ini, United Biomedical berada di tahap penting dalam komersialisasi obat baru, dan potensi kenaikannya patut diantisipasi.
3. Taiji (4126.TW)—Pilihan Stabil dengan Arus Kas yang Baik
Taiji didirikan pada 1977, bergerak di bidang pengembangan dan pembuatan alat medis dan bahan habis pakai medis, dengan pendapatan dari bahan habis pakai medis lebih dari 90%. Perusahaan memimpin di segmen alat kesehatan di Taiwan.
Indikator Dasar:
Kapitalisasi pasar: 5,997 miliar NTD (per 15 Maret 2023)
Imbal hasil tahunan: 5%
Dividen tunai: 3.6%
Kenaikan harga saham satu tahun terakhir: 17.5%
Analisis Nilai Investasi:
Kalau YungShin dan United Biomedical termasuk kategori “risiko tinggi, potensi tinggi”, maka Taiji adalah “penghasil arus kas stabil”. Selama lebih dari 20 tahun, kinerja perusahaan cenderung stabil, hanya tahun 2009 yang mengalami kerugian, dan margin laba selama tiga tahun terakhir selalu di atas 15%.
Stabilitas Taiji berasal dari model bisnisnya—pembuatan bahan habis pakai medis yang tidak memerlukan proses riset dan pengembangan obat baru yang memakan waktu bertahun-tahun dan risiko “tidak ada penghasilan selama bertahun-tahun” sebelum peluncuran. Pendapatan yang dapat diprediksi ini membuat fluktuasi harga saham relatif tenang, cocok untuk investor yang risiko-averse.
Tips Investasi: Ini adalah pilihan yang mampu mengungguli pasar Taiwan sekaligus memberikan arus kas stabil.
4. BaoDao Technology (5312.TW)—Ujian Nilai Merek
BaoDao didirikan pada 1989, merupakan toko kacamata terbesar di Taiwan, dengan pendapatan utama dari penjualan kacamata (lebih dari 95%), serta layanan pengukuran mata, lensa kontak, dan lain-lain.
Indikator Dasar:
Kapitalisasi pasar: 3.838 miliar NTD (per 15 Maret 2023)
Imbal hasil tahunan: 7.6%
Dividen tunai: 4.5%
Kenaikan harga saham satu tahun terakhir: 5%
Analisis Nilai Investasi:
Seperti Taiji, BaoDao adalah saham bioteknologi matang dan stabil. Margin laba jangka panjang sekitar 10%, dan dividen tunai cukup menarik di antara perusahaan sejenis. Sebagai pemimpin pasar, merek yang kuat memberikan dukungan pendapatan yang berkelanjutan.
Namun, perlu diwaspadai bahwa pendapatan perusahaan menurun dalam dua tahun terakhir, dan kenaikan harga sahamnya juga relatif moderat, menandakan perlunya perhatian terhadap potensi pertumbuhan perusahaan.
5. Johnson & Johnson (4747.TW)—Kuda Hitam yang Sedang Bangkit
Johnson & Johnson (nama lengkap: Johnson Chemical Pharmaceutical Co., Ltd.) didirikan pada 1959, bergerak di bidang pembuatan, pengolahan, dan penjualan obat-obatan, termasuk kapsul, film coated, suppository, dan lain-lain, digunakan untuk pengobatan sistem saraf pusat, saluran pernapasan, dan pencernaan.
Indikator Dasar:
Kapitalisasi pasar: 1,517 miliar NTD (per 15 Maret 2023)
Imbal hasil tahunan: 3%
Dividen tunai: 3.2%
Kenaikan harga saham satu tahun terakhir: 61.2%
Analisis Nilai Investasi:
Johnson & Johnson adalah salah satu saham yang paling mencolok belakangan ini. Sejak Maret tahun lalu, harga saham melonjak 61.2%, jauh melampaui performa pasar Taiwan secara umum. Menariknya, selama 2021-2022, harga saham berkisar antara 30-40 NTD, namun mulai meningkat pesat sejak Desember lalu, saat ini stabil di atas 45 NTD.
Dukungan utama berasal dari fundamental yang kuat—tahun lalu, perusahaan mencapai puncak pendapatan bulanan dengan pertumbuhan 41.52%, dan pada Januari-Februari tahun ini, pertumbuhan pendapatan tetap stabil, masing-masing 24.29% dan 9.97% secara tahunan. Dari grafik teknikal, tren jangka menengah tetap naik, meskipun dalam jangka pendek sedang mengalami koreksi, cocok untuk investor yang ingin masuk saat harga sedang turun.
▶ Prospek Investasi dan Peringatan Risiko Saham Bioteknologi
Peluang: Dalam kondisi makro saat ini, beberapa saham bioteknologi telah memasuki tahap “Uji Klinis Tahap Tiga” (fase pengumuman hasil uji obat baru), yang merupakan tahap kunci untuk peluncuran pasar. Jika berhasil, imbal hasilnya sangat menjanjikan. Perusahaan seperti YungShin dan United Biomedical saat ini berada di tahap ini.
Risiko: Namun, peluang ini disertai risiko. Tingkat keberhasilan pengembangan obat baru dari tahap riset hingga peluncuran kurang dari 10%, dan siklusnya bisa mencapai sepuluh tahun. Selain itu, masa perlindungan paten di Taiwan hanya maksimal 10 tahun, setelah itu generik akan masuk dan mengurangi pendapatan secara signifikan. Jika perusahaan bergantung pada satu sumber pendapatan utama dan mengeluarkan banyak biaya R&D, risiko utang berlebih juga harus diperhatikan.
▶ Saran Praktis Investasi Saham Bioteknologi
Diversifikasi untuk Mengurangi Risiko: Hindari menempatkan seluruh dana pada satu saham bioteknologi, sebaiknya distribusikan ke beberapa saham dengan karakteristik berbeda, untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan dan kestabilan.
Monitoring dan Penyesuaian Berkala: Kinerja dan kebijakan industri bioteknologi sangat sensitif terhadap perkembangan obat baru dan kondisi pasar. Perlu rutin memantau kemajuan riset, kondisi keuangan, dan dinamika pasar dari portofolio, serta melakukan penyesuaian bila diperlukan.
Manfaatkan Alat Analisis: Pilih platform analisis saham yang terpercaya, kuasai indikator keuangan perusahaan, pipeline riset, dan kemajuan uji klinis, serta sesuaikan dengan toleransi risiko pribadi.
▶ Ringkasan Saran Investasi
Dalam kondisi saat ini, memilih saham bioteknologi untuk menghadapi inflasi harus mempertimbangkan rasio utang perusahaan, posisi harga saham, kemajuan riset obat baru, dan tingkat keberhasilannya.
Investor konservatif sebaiknya fokus pada Taiji dan BaoDao, karena kinerja stabil dan arus kas cukup, cocok sebagai perlindungan terhadap inflasi.
Investor pertumbuhan dapat mempertimbangkan YungShin dan United Biomedical, dengan memperhatikan kemajuan uji obat baru mereka, namun harus siap menghadapi fluktuasi besar.
Investor agresif bisa mengikuti perkembangan terbaru dari pendapatan Johnson & Johnson dan mencari peluang saat tren teknikal mengalami koreksi.
Tak peduli saham bioteknologi jenis apa yang dipilih, diversifikasi, monitoring rutin, dan pengendalian risiko adalah prinsip utama yang harus dipegang teguh.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Bagaimana cara memilih saham biotech Taiwan? Membantu Anda memahami lima saham populer dan tips investasi
▶ Era Ketidakstabilan Ekonomi, Mengapa Saham Bioteknologi Menarik Investor?
Sejak 2023 hingga saat ini, ekonomi global menghadapi berbagai tantangan—inflasi yang belum mereda, tren kenaikan suku bunga yang berkelanjutan, serta seringnya kejadian risiko perbankan, aset yang dimiliki investor menyusut, dan aset lindung nilai tradisional mulai kehilangan efektivitas. Dalam situasi sulit seperti ini, saham bioteknologi justru muncul sebagai kekuatan baru dan menjadi pusat perhatian pasar.
Berdasarkan data kinerja pasar terbaru, ETF yang mengikuti indeks bioteknologi AS (XBI.US) menunjukkan daya tahan yang lebih baik dibandingkan ETF yang mengikuti indeks S&P 500 (SPY.US). Logika di balik ini sangat sederhana—nilai inti saham bioteknologi berasal dari kemajuan riset obat baru perusahaan itu sendiri, bukan dari kondisi ekonomi eksternal. Ketika resesi ekonomi dan berbagai aset jatuh bersamaan, beberapa perusahaan bioteknologi justru mengalami kenaikan harga saham karena kemajuan obat baru mereka, inilah yang disebut sebagai “aset melawan arus”.
Oleh karena itu, saham bioteknologi diakui memiliki karakteristik tahan inflasi yang cukup kuat, dan mampu menemukan irama kenaikan harga di berbagai tahap siklus ekonomi.
▶ Apa Itu Saham Bioteknologi? Indikator Utama Industri Bioteknologi Taiwan
Saham bioteknologi merujuk pada perusahaan yang fokus di bidang bioteknologi dan rekayasa biologis, termasuk aplikasi teknik genetik, sel, dan protein, serta utama bergerak di riset dan pengembangan obat baru, pembuatan perangkat medis, dan penjualan terkait. Perusahaan ini secara umum terbagi menjadi dua kategori: satu adalah perusahaan pengembangan dan penjualan obat baru, dan lainnya adalah perusahaan pembuatan perangkat medis.
Perusahaan bioteknologi terkenal secara global meliputi Amgen (AMGN.US), Pfizer (PFE.US), Novartis (NVS.US), dan lain-lain. Di pasar Taiwan, Indeks Bioteknologi Taiwan adalah standar utama untuk mengukur kinerja industri—indeks ini disusun oleh Taiwan Index Company berdasarkan kapitalisasi pasar, volume perdagangan, dan likuiditas, digunakan untuk mengikuti tren perkembangan industri bioteknologi dan layanan kesehatan lokal.
Indeks ini mencakup perusahaan-perusahaan seperti YungShin Pharmaceutical, United Biomedical, Grape King, Taiwan Biotech, dan M3. Perlu dicatat bahwa karena standar penyusunan, beberapa saham bioteknologi terkenal seperti Taiji dan Johnson & Johnson tidak termasuk dalam indeks ini, namun hal ini tidak mengurangi nilai mereka sebagai instrumen investasi.
▶ Analisis Mendalam 5 Saham Bioteknologi Taiwan
1. YungShin Pharmaceutical (6446.TW)—Contoh Saham Pertumbuhan Obat Baru
YungShin didirikan pada 2003, fokus pada pengembangan obat protein jangka panjang untuk penyakit darah, hepatitis kronis, dan kanker. Perusahaan bekerja sama dengan lembaga riset medis internasional, dan penjualan obat menyumbang lebih dari 95% dari pendapatan.
Indikator Dasar:
Analisis Nilai Investasi:
Perusahaan ini adalah contoh saham bioteknologi bertumbuh. Meskipun imbal hasil tahunan negatif, ini mencerminkan karakteristik unik saham bioteknologi—sumber keuntungan tidak stabil dan sangat bergantung pada kemajuan peluncuran obat baru. Yang menarik, harga saham YungShin dalam tiga tahun terakhir meningkat lebih dari 600%, berkat keberhasilan peluncuran obat baru yang dikembangkan sendiri dan volume penjualan yang cepat meningkat.
Dalam dua bulan terakhir, pendapatan kumulatif perusahaan mencapai 540 juta NTD, meningkat 351% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Lebih penting lagi, obat untuk penyakit poliglobulia Ropeg telah disetujui oleh sistem kesehatan Italia dan akan menjadi sumber pendapatan utama perusahaan, dengan harga jual mencapai 7.550 euro.
Tips Investasi: Saham semacam ini memiliki risiko tinggi, tetapi potensi pertumbuhan sangat besar. Harga saham saat ini masih berpotensi mengalami koreksi jangka pendek, cocok bagi investor yang sabar menunggu peluang masuk.
2. United Biomedical (4743.TW)—Kunci Pengumuman Hasil Uji Obat Baru
United Biomedical didirikan pada 2008, fokus pada inovasi obat untuk penyakit kulit kronis dan imunologi, dengan pendapatan dari obat bioteknologi melebihi 75%. Perusahaan sudah go public sejak 2011.
Indikator Dasar:
Analisis Nilai Investasi:
Harga saham United Biomedical sejak 2019 terus meningkat, dan saat ini berada di posisi tinggi relatif, didorong oleh peluncuran obat baru secara bertahap. Perusahaan berhasil membalikkan kerugian menjadi laba bersih pada 2022, dengan obat baru “SuBiYi” untuk luka kaki diabetik yang sudah mendapatkan izin edar di Taiwan, dan Bonvadis yang telah memperoleh izin impor di Selandia Baru dan India.
Sinyal positif ini menunjukkan potensi perusahaan untuk membuka pasar baru dan mencapai terobosan kinerja. Saat ini, United Biomedical berada di tahap penting dalam komersialisasi obat baru, dan potensi kenaikannya patut diantisipasi.
3. Taiji (4126.TW)—Pilihan Stabil dengan Arus Kas yang Baik
Taiji didirikan pada 1977, bergerak di bidang pengembangan dan pembuatan alat medis dan bahan habis pakai medis, dengan pendapatan dari bahan habis pakai medis lebih dari 90%. Perusahaan memimpin di segmen alat kesehatan di Taiwan.
Indikator Dasar:
Analisis Nilai Investasi:
Kalau YungShin dan United Biomedical termasuk kategori “risiko tinggi, potensi tinggi”, maka Taiji adalah “penghasil arus kas stabil”. Selama lebih dari 20 tahun, kinerja perusahaan cenderung stabil, hanya tahun 2009 yang mengalami kerugian, dan margin laba selama tiga tahun terakhir selalu di atas 15%.
Stabilitas Taiji berasal dari model bisnisnya—pembuatan bahan habis pakai medis yang tidak memerlukan proses riset dan pengembangan obat baru yang memakan waktu bertahun-tahun dan risiko “tidak ada penghasilan selama bertahun-tahun” sebelum peluncuran. Pendapatan yang dapat diprediksi ini membuat fluktuasi harga saham relatif tenang, cocok untuk investor yang risiko-averse.
Tips Investasi: Ini adalah pilihan yang mampu mengungguli pasar Taiwan sekaligus memberikan arus kas stabil.
4. BaoDao Technology (5312.TW)—Ujian Nilai Merek
BaoDao didirikan pada 1989, merupakan toko kacamata terbesar di Taiwan, dengan pendapatan utama dari penjualan kacamata (lebih dari 95%), serta layanan pengukuran mata, lensa kontak, dan lain-lain.
Indikator Dasar:
Analisis Nilai Investasi:
Seperti Taiji, BaoDao adalah saham bioteknologi matang dan stabil. Margin laba jangka panjang sekitar 10%, dan dividen tunai cukup menarik di antara perusahaan sejenis. Sebagai pemimpin pasar, merek yang kuat memberikan dukungan pendapatan yang berkelanjutan.
Namun, perlu diwaspadai bahwa pendapatan perusahaan menurun dalam dua tahun terakhir, dan kenaikan harga sahamnya juga relatif moderat, menandakan perlunya perhatian terhadap potensi pertumbuhan perusahaan.
5. Johnson & Johnson (4747.TW)—Kuda Hitam yang Sedang Bangkit
Johnson & Johnson (nama lengkap: Johnson Chemical Pharmaceutical Co., Ltd.) didirikan pada 1959, bergerak di bidang pembuatan, pengolahan, dan penjualan obat-obatan, termasuk kapsul, film coated, suppository, dan lain-lain, digunakan untuk pengobatan sistem saraf pusat, saluran pernapasan, dan pencernaan.
Indikator Dasar:
Analisis Nilai Investasi:
Johnson & Johnson adalah salah satu saham yang paling mencolok belakangan ini. Sejak Maret tahun lalu, harga saham melonjak 61.2%, jauh melampaui performa pasar Taiwan secara umum. Menariknya, selama 2021-2022, harga saham berkisar antara 30-40 NTD, namun mulai meningkat pesat sejak Desember lalu, saat ini stabil di atas 45 NTD.
Dukungan utama berasal dari fundamental yang kuat—tahun lalu, perusahaan mencapai puncak pendapatan bulanan dengan pertumbuhan 41.52%, dan pada Januari-Februari tahun ini, pertumbuhan pendapatan tetap stabil, masing-masing 24.29% dan 9.97% secara tahunan. Dari grafik teknikal, tren jangka menengah tetap naik, meskipun dalam jangka pendek sedang mengalami koreksi, cocok untuk investor yang ingin masuk saat harga sedang turun.
▶ Prospek Investasi dan Peringatan Risiko Saham Bioteknologi
Peluang: Dalam kondisi makro saat ini, beberapa saham bioteknologi telah memasuki tahap “Uji Klinis Tahap Tiga” (fase pengumuman hasil uji obat baru), yang merupakan tahap kunci untuk peluncuran pasar. Jika berhasil, imbal hasilnya sangat menjanjikan. Perusahaan seperti YungShin dan United Biomedical saat ini berada di tahap ini.
Risiko: Namun, peluang ini disertai risiko. Tingkat keberhasilan pengembangan obat baru dari tahap riset hingga peluncuran kurang dari 10%, dan siklusnya bisa mencapai sepuluh tahun. Selain itu, masa perlindungan paten di Taiwan hanya maksimal 10 tahun, setelah itu generik akan masuk dan mengurangi pendapatan secara signifikan. Jika perusahaan bergantung pada satu sumber pendapatan utama dan mengeluarkan banyak biaya R&D, risiko utang berlebih juga harus diperhatikan.
▶ Saran Praktis Investasi Saham Bioteknologi
Diversifikasi untuk Mengurangi Risiko: Hindari menempatkan seluruh dana pada satu saham bioteknologi, sebaiknya distribusikan ke beberapa saham dengan karakteristik berbeda, untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan dan kestabilan.
Monitoring dan Penyesuaian Berkala: Kinerja dan kebijakan industri bioteknologi sangat sensitif terhadap perkembangan obat baru dan kondisi pasar. Perlu rutin memantau kemajuan riset, kondisi keuangan, dan dinamika pasar dari portofolio, serta melakukan penyesuaian bila diperlukan.
Manfaatkan Alat Analisis: Pilih platform analisis saham yang terpercaya, kuasai indikator keuangan perusahaan, pipeline riset, dan kemajuan uji klinis, serta sesuaikan dengan toleransi risiko pribadi.
▶ Ringkasan Saran Investasi
Dalam kondisi saat ini, memilih saham bioteknologi untuk menghadapi inflasi harus mempertimbangkan rasio utang perusahaan, posisi harga saham, kemajuan riset obat baru, dan tingkat keberhasilannya.
Investor konservatif sebaiknya fokus pada Taiji dan BaoDao, karena kinerja stabil dan arus kas cukup, cocok sebagai perlindungan terhadap inflasi.
Investor pertumbuhan dapat mempertimbangkan YungShin dan United Biomedical, dengan memperhatikan kemajuan uji obat baru mereka, namun harus siap menghadapi fluktuasi besar.
Investor agresif bisa mengikuti perkembangan terbaru dari pendapatan Johnson & Johnson dan mencari peluang saat tren teknikal mengalami koreksi.
Tak peduli saham bioteknologi jenis apa yang dipilih, diversifikasi, monitoring rutin, dan pengendalian risiko adalah prinsip utama yang harus dipegang teguh.