SEC发布关于证券法律适用于加密活动的新指南

Amerika Serikat Securities and Exchange Commission (SEC)(Bagian Perdagangan dan Pasar) telah merilis panduan komprehensif yang menjelaskan bagaimana hukum sekuritas federal yang berlaku saat ini berlaku untuk aktivitas cryptocurrency.

Dokumen yang baru dirilis ini menjawab pertanyaan terkait tanggung jawab keuangan broker-dealer, agen transfer, serta perdagangan sekuritas dan aset kripto non-sekuritas di bursa nasional dan sistem perdagangan alternatif (ATS), serta produk yang diperdagangkan di bursa (ETP).

Broker diizinkan memfasilitasi perdagangan “fisik”

Pada tahun 2020, SEC merilis pernyataan yang menyediakan safe harbor bagi broker yang menyimpan aset digital dengan mengikuti langkah-langkah ketat tertentu. Pernyataan ini tidak bersifat wajib. Broker tetap dapat menyimpan sekuritas kripto sesuai standar aturan yang ada.

Berdasarkan pembaruan, aturan(15c3-3), mengharuskan broker-dealer memastikan keamanan sekuritas klien, jika aset kripto bukan sekuritas, maka tidak berlaku. Tetapi jika sekuritas, broker-dealer dapat menggunakan bagian berbeda dari aturan( paragraf c) untuk memastikan keamanannya, bahkan jika itu adalah digital dan bukan dokumen fisik.
Broker diizinkan memfasilitasi perdagangan “fisik”. Namun, jika broker memegang aset kripto seperti Bitcoin atau Ethereum di buku besar mereka, mereka harus mempertimbangkan risiko terkait.

Selain itu, untuk melindungi aset kripto non-sekuritas yang dimiliki broker-dealer, klien mungkin dapat menganggap aset tersebut sebagai “aset keuangan” berdasarkan Pasal 8 dari Uniform Commercial Code.

Ini berarti aset akan disimpan dalam “rekening sekuritas”, dan jika broker-dealer bangkrut, kemungkinan besar akan dikembalikan kepada klien. Namun, Securities Investor Protection Corporation (SIPC)(tidak melindungi aset kripto non-sekuritas ini), sehingga tetap ada risiko kerugian.

Investor yang bekerja dengan aset kripto (sekuritas) harus memverifikasi apakah entitas yang mengelola aset tersebut telah terdaftar di SEC sebagai agen transfer. Tetapi ini tergantung pada aktivitas spesifiknya.

Jika mereka bertanggung jawab atas pendaftaran transfer, pengawasan penerbitan atau pertukaran sekuritas, dan aset tersebut telah terdaftar di SEC, maka mereka mungkin perlu mendaftar. Investor harus memastikan bahwa entitas yang mengelola aset kripto mereka mematuhi aturan SEC untuk menghindari risiko potensial.

Beberapa entitas dapat melakukan tugas ini untuk penerbit yang sama, dan ada aturan khusus yang mengatur hubungan di antara mereka. Jadi, ini tidak hanya soal entitas itu sendiri. Agen transfer yang terdaftar dapat menggunakan teknologi blockchain untuk pencatatan, tetapi harus mematuhi ketentuan SEC tentang akurasi dan keamanan. Ini sangat penting untuk meningkatkan transparansi dan keamanan bagi investor.

Komisaris SEC Amerika Serikat, Hester M. Peirce, mengeluarkan pernyataan terpisah yang menyatakan bahwa panduan ini memberikan kejelasan yang berharga. Dia menyatakan bahwa panduan ini sekarang memberikan arahan yang jelas bagi broker-dealer yang menyediakan layanan kustodian, terutama dalam hal perlindungan kunci pribadi sesuai praktik terbaik industri.

Perdagangan “pair” kripto diizinkan
Dokumen ini juga membahas mekanisme perdagangan di sistem perdagangan alternatif (ATS) dan bursa sekuritas nasional (NSE). Para staf mengonfirmasi bahwa hukum federal tidak melarang perdagangan “pair”.

Investor dapat bernafas lega saat memperhatikan produk yang diperdagangkan di bursa (ETP). Staf SEC tidak akan menentang produk ini selama beroperasi sesuai dengan kondisi yang tercantum dalam surat tanpa tindakan terkait instrumen investasi komoditas tahun 2006.

Untuk itu, bagian dari ETP kripto harus terdaftar dan diperdagangkan di bursa sekuritas nasional (NSE) yang disetujui SEC. Tetapi pihak terkait tidak boleh melakukan kegiatan yang dilarang di luar distribusi Regulation M.

Aturan tersebut meliputi: bagian ETP kripto harus terdaftar dan diperdagangkan di NSE yang disetujui SEC, dan mematuhi Regulation M. Aturan anti-penipuan dan anti-manipulasi tetap berlaku. Selain itu, proses tata kelola seperti peningkatan protokol, perubahan, airdrops, dan pertukaran token juga harus ditinjau sesuai panduan baru untuk mengidentifikasi kelemahan yang dapat mempengaruhi kepemilikan.

(, )

(