Pada dini hari, seorang teman yang telah bertahun-tahun menjalankan bisnis penambangan mengirimkan pesan suara dan tangkapan layar—sekelompok mesin penambangan FIL-nya telah jatuh tempo. Data selama lima tahun menunjukkan: tingkat pengembalian dari puncaknya 300% turun menjadi -40%. Perbandingan ini memicu refleksi tentang esensi investasi kripto.

Enam bulan yang lalu, ada sebuah keputusan yang kini tampaknya layak untuk ditinjau kembali: mengalihkan sebagian dana dari penambangan yang dicairkan ke kolam penambangan stablecoin. Saat itu, ada yang tertawa dan menganggap ini terlalu konservatif, "Stablecoin bisa menghasilkan uang berapa sih?" Sekarang, orang yang sama bertanya, "Kolammu itu masih bisa dimasuki?"

Keluar dari penambang tidak berarti kekayaan hilang, melainkan mengungkapkan hukum paling mendasar dari dunia kripto—semua penghasilan tinggi membawa cap waktu. Mesin penambangan akan mengalami depresiasi, kontrak akan berakhir, perangkat keras akan gagal. Tetapi, stablecoin yang beroperasi melalui mekanisme jaminan berlebih berbeda. Sebagai contoh, USDD didukung oleh aset BTC/TRX lebih dari 130%, dan data di blockchain dapat diperiksa secara real-time. Jaminan berlebih secara fisik ini menjadi garis pertahanan saat pasar bergejolak.

Data selama 182 hari menunjukkan bahwa kolam penambangan stablecoin ini memiliki tingkat pengembalian tahunan sekitar 8%-12%. Dibandingkan dengan biaya operasional mesin tradisional (listrik, pemeliharaan, risiko pemadaman), keunggulan kolam terdesentralisasi sangat jelas: penghasilan terus menerus 24×7, setiap detik menghasilkan keuntungan, tanpa perlu khawatir tentang kerusakan perangkat keras atau risiko penghentian operasional.

Dari pelajaran lima tahun FIL, pasar sedang mengalihkan aliran dana—dari aset berisiko tinggi dengan pengembalian sangat tinggi, ke arah yang menjamin keamanan modal dan penghasilan stabil. Ini bukan sikap konservatif, melainkan pilihan rasional berdasarkan karakteristik siklus.