Baru-baru ini melakukan perdagangan grid BTC/USDT selama kondisi pasar BTC yang berfluktuasi. Saya mengatur 50 grid dalam kisaran $86,500-$89,200, dengan tingkat keuntungan per grid sebesar 0.8%. Logika inti dari strategi ini adalah: selama fase konsolidasi tanpa tren yang jelas, dengan otomatisasi menjual tinggi dan membeli rendah untuk menangkap keuntungan dari pergerakan harga, sekaligus mengurangi gangguan dari penilaian subjektif.
Hasil pelaksanaan: Setelah berjalan selama 72 jam, strategi ini memicu 47 transaksi, dengan keuntungan bersih sekitar 2.3% setelah dikurangi biaya transaksi. Refleksi utama dan pengalaman:
1. Penyesuaian rentang harus dilakukan secara dinamis: Rentang awal didasarkan pada ATR (Average True Range) terbaru dan level support/resistance, tetapi jika harga menembus batas, perlu segera menghentikan atau menyesuaikan rentang secara manual untuk menghindari risiko pembelian berkelanjutan dalam tren satu arah. 2. Manajemen likuiditas: Menyisihkan 30% USDT cadangan, dan secara manual menambah posisi saat harga turun ke batas bawah rentang, untuk memperkuat kepadatan grid. 3. Nilai alat: Grid adalah alat “arus kas” yang efisien dalam pasar berfluktuasi, tetapi harus dipadukan dengan analisis tren—saya juga mengatur otomatisasi stop profit setelah harga menembus $89,500, beralih ke strategi mengikuti tren.
Kesimpulan: Strategi grid bukanlah “menang dengan santai”, melainkan perlu terus memantau volatilitas pasar dan melakukan manajemen posisi serta rentang secara dinamis. Dalam pasar yang tidak efisien, disiplin mekanis seringkali lebih dapat diandalkan daripada emosi subjektif.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
#分享我的交易
Baru-baru ini melakukan perdagangan grid BTC/USDT selama kondisi pasar BTC yang berfluktuasi.
Saya mengatur 50 grid dalam kisaran $86,500-$89,200, dengan tingkat keuntungan per grid sebesar 0.8%. Logika inti dari strategi ini adalah: selama fase konsolidasi tanpa tren yang jelas, dengan otomatisasi menjual tinggi dan membeli rendah untuk menangkap keuntungan dari pergerakan harga, sekaligus mengurangi gangguan dari penilaian subjektif.
Hasil pelaksanaan: Setelah berjalan selama 72 jam, strategi ini memicu 47 transaksi, dengan keuntungan bersih sekitar 2.3% setelah dikurangi biaya transaksi.
Refleksi utama dan pengalaman:
1. Penyesuaian rentang harus dilakukan secara dinamis: Rentang awal didasarkan pada ATR (Average True Range) terbaru dan level support/resistance, tetapi jika harga menembus batas, perlu segera menghentikan atau menyesuaikan rentang secara manual untuk menghindari risiko pembelian berkelanjutan dalam tren satu arah.
2. Manajemen likuiditas: Menyisihkan 30% USDT cadangan, dan secara manual menambah posisi saat harga turun ke batas bawah rentang, untuk memperkuat kepadatan grid.
3. Nilai alat: Grid adalah alat “arus kas” yang efisien dalam pasar berfluktuasi, tetapi harus dipadukan dengan analisis tren—saya juga mengatur otomatisasi stop profit setelah harga menembus $89,500, beralih ke strategi mengikuti tren.
Kesimpulan: Strategi grid bukanlah “menang dengan santai”, melainkan perlu terus memantau volatilitas pasar dan melakukan manajemen posisi serta rentang secara dinamis. Dalam pasar yang tidak efisien, disiplin mekanis seringkali lebih dapat diandalkan daripada emosi subjektif.