Bagaimana posisi-posisi yang bikin boncos parah itu sebenarnya terbentuk?
Ada satu kenyataan yang cukup menyakitkan—banyak orang rugi besar bukan karena salah arah, tapi karena “semakin turun, semakin beli” di sepanjang jalan.
Kamu pasti pernah lihat pola seperti ini: harga koin turun terus, di kepala mulai bermunculan berbagai suara.
“Di posisi ini ada support, nih,” lalu pasang limit order buat nangkep. Harga lanjut turun, “Waduh, udah nyentuh MA harian,” langsung market order all-in. Belum selesai, indikator bilang oversold, MACD divergen, “Kali ini pasti rebound,” tambah beli lagi pakai market order. Terakhir, lihat harga di angka bulat, mikir “Coba nekat sekali lagi,” pasang limit order lagi.
Hasilnya? Posisi makin berat, portofolio makin merah.
Setiap kali nambah posisi, merasa ada alasan kuat, selalu yakin “Kali ini pasti bottom.” Tapi pasar nggak peduli sama alasanmu, kalau harus turun ya turun, kalau harus di-liquid ya tetap di-liquid. Ujung-ujungnya, bisa jadi nggak kuat dan cut loss di dasar, atau langsung di-liquid sampai habis.
Inilah yang disebut dengan “jebakan average down”—kelihatannya seperti nyari bottom, padahal sebenarnya nambah leverage ke kerugian.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
15 Suka
Hadiah
15
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
BearMarketBarber
· 16jam yang lalu
Benar-benar parah, setiap kali merasa sedang membeli di harga terendah, padahal sebenarnya malah sedang menggali kuburan untuk kerugian sendiri.
Lihat AsliBalas0
ser_ngmi
· 16jam yang lalu
Jadi benar-benar makin rugi makin beli ya, saya belum pernah lihat aksi sekeras ini. Cuma mau tanya, itu level support kamu ngarang sendiri atau gimana?
Lihat AsliBalas0
GasFeeCry
· 16jam yang lalu
Saya bukan datang untuk membeli di harga dasar, saya datang untuk menguasai semuanya hahaha
Lihat AsliBalas0
TradFiRefugee
· 16jam yang lalu
Benar, inilah gambaran mimpi buruk saya tahun lalu, setiap kali merasa sedang membeli di harga bawah, ternyata malah sedang menggali lubang sendiri.
Lihat AsliBalas0
ShamedApeSeller
· 17jam yang lalu
Inilah gue, setiap kali bilang sudah menemukan titik terendah, ternyata malah makin nyangkut dan jatuh lebih dalam ke neraka.
Bagaimana posisi-posisi yang bikin boncos parah itu sebenarnya terbentuk?
Ada satu kenyataan yang cukup menyakitkan—banyak orang rugi besar bukan karena salah arah, tapi karena “semakin turun, semakin beli” di sepanjang jalan.
Kamu pasti pernah lihat pola seperti ini: harga koin turun terus, di kepala mulai bermunculan berbagai suara.
“Di posisi ini ada support, nih,” lalu pasang limit order buat nangkep. Harga lanjut turun, “Waduh, udah nyentuh MA harian,” langsung market order all-in. Belum selesai, indikator bilang oversold, MACD divergen, “Kali ini pasti rebound,” tambah beli lagi pakai market order. Terakhir, lihat harga di angka bulat, mikir “Coba nekat sekali lagi,” pasang limit order lagi.
Hasilnya? Posisi makin berat, portofolio makin merah.
Setiap kali nambah posisi, merasa ada alasan kuat, selalu yakin “Kali ini pasti bottom.” Tapi pasar nggak peduli sama alasanmu, kalau harus turun ya turun, kalau harus di-liquid ya tetap di-liquid. Ujung-ujungnya, bisa jadi nggak kuat dan cut loss di dasar, atau langsung di-liquid sampai habis.
Inilah yang disebut dengan “jebakan average down”—kelihatannya seperti nyari bottom, padahal sebenarnya nambah leverage ke kerugian.