Saya kebetulan bertemu dengan pendiri Kite, Chi Zhang, terakhir kali, bukan di acara resmi, hanya saat istirahat di sebuah salon teknologi. Suasana di sekitar ramai, aroma kopi menyebar. Saya bertanya dengan santai: "Mengapa harus menggigit 'membangun sistem ekonomi untuk AI' yang sulit ini?" Dia tidak berbicara tentang hal-hal besar yang dapat mengubah dunia, melainkan berbicara tentang masa lalu ketika dia bekerja di Google Cloud dan Snapchat.

Dia menggunakan sebuah perumpamaan — model-model AI teratas itu seperti burung elang yang terkurung dalam kandang, jelas memiliki sayap, tetapi hanya bisa menunggu orang memberi makan dan mendengarkan perintah, tidak pernah benar-benar terbang. Kalimat ini membuat saya tiba-tiba mengerti, mengapa para jenius teknologi yang berasal dari perusahaan-perusahaan besar di Silicon Valley dan dari Stanford, MIT berkumpul bersama. Mereka tidak ingin sekadar mencari perhatian, tetapi ingin membuat AI terbebas dari sifat alat, menjadi individu independen yang bisa menghasilkan uang sendiri dan membuat keputusan sendiri.

Apa yang paling hebat dari tim ini? Kemampuan lintas bidang mereka sangat luar biasa. Mereka bukan tipe OG blockchain yang hanya bisa menulis kontrak pintar, juga bukan akademisi yang bersembunyi di laboratorium untuk menulis makalah, melainkan lebih seperti manajer produk praktis yang muncul dari medan perang bisnis.

CTO Vibhav Bhargava sebelumnya bekerja di Meta dalam arsitektur sistem berskala besar, dan kekayaan terbesar yang dibawa adalah kata "pragmatis". Ketika mereka merancang solusi, mereka tidak melihat data PPT, tetapi berpikir: "Seberapa cepat asisten belanja AI harus bekerja untuk membantu pengguna mendapatkan keuntungan saat lonjakan lalu lintas seperti pada Hari Belanja Nasional?" Pendekatan ini yang membalikkan teknologi dari skenario nyata, membuat jaringan pengujian mereka dapat menangani 17 miliar interaksi—ini bukan angka yang dihasilkan dari laboratorium.