Oxford University Press baru saja Drop kata tahun 2025 mereka, dan kejutan-kejutan—itu terkait dengan bagaimana provokasi kemarahan mendominasi feed kita sekarang.
Pilihan ini mencerminkan apa yang kita semua lihat setiap hari: pandangan kontroversial dan perdebatan panas bukanlah bug di platform sosial, melainkan fitur yang mendorong metrik keterlibatan ke tingkat yang sangat tinggi. Kemarahan telah menjadi mata uang perhatian di ruang digital.
Baik itu media sosial tradisional atau platform terdesentralisasi yang muncul, polanya tetap sama. Konten provokatif menyebar lebih cepat, algoritme menghargai reaksi emosional, dan tiba-tiba semua orang mengoptimalkan untuk kontroversi daripada percakapan.
Membuat Anda bertanya-tanya apa arti ini bagi ruang yang dipimpin komunitas yang mencoba membangun sesuatu yang berbeda. Bisakah platform sosial Web3 memutus siklus ini, atau akankah tokenomics hanya membuat kemarahan semakin digamifikasi dengan lebih efisien?
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
7 Suka
Hadiah
7
6
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
MevShadowranger
· 5jam yang lalu
Emosi marah menarik perhatian paling kuat
Lihat AsliBalas0
RegenRestorer
· 5jam yang lalu
Pemasaran marah sangat merugikan.
Lihat AsliBalas0
YieldWhisperer
· 5jam yang lalu
Kemarahan menciptakan uang dari lalu lintas
Lihat AsliBalas0
DYORMaster
· 5jam yang lalu
Memecahkan lingkaran masih bergantung pada jalur yang tepat
Oxford University Press baru saja Drop kata tahun 2025 mereka, dan kejutan-kejutan—itu terkait dengan bagaimana provokasi kemarahan mendominasi feed kita sekarang.
Pilihan ini mencerminkan apa yang kita semua lihat setiap hari: pandangan kontroversial dan perdebatan panas bukanlah bug di platform sosial, melainkan fitur yang mendorong metrik keterlibatan ke tingkat yang sangat tinggi. Kemarahan telah menjadi mata uang perhatian di ruang digital.
Baik itu media sosial tradisional atau platform terdesentralisasi yang muncul, polanya tetap sama. Konten provokatif menyebar lebih cepat, algoritme menghargai reaksi emosional, dan tiba-tiba semua orang mengoptimalkan untuk kontroversi daripada percakapan.
Membuat Anda bertanya-tanya apa arti ini bagi ruang yang dipimpin komunitas yang mencoba membangun sesuatu yang berbeda. Bisakah platform sosial Web3 memutus siklus ini, atau akankah tokenomics hanya membuat kemarahan semakin digamifikasi dengan lebih efisien?