Campbell's (CPB) sedang mengalami minggu yang sulit. Martin Bally, seorang eksekutif senior di perusahaan sup ikonik tersebut, baru saja ditempatkan dalam cuti setelah seorang mantan karyawan mengajukan gugatan pemecatan yang tidak sah—dan buktinya sangat mencengangkan.
Inilah yang terjadi: Robert Garza, seorang analis keamanan yang dipekerjakan secara jarak jauh pada September 2024, mengklaim bahwa Bally sepenuhnya mengalihkan pertemuan gaji rutin menjadi sebuah ceramah selama satu jam. Menurut tuntutan hukum, Bally diduga menyebut produk-produk Campbell sebagai “sampah untuk orang miskin,” mengejek sebuah bahan sebagai “daging rekayasa biologi,” dan membuat komentar rasis tentang anggota staf India. Oh, dan dia diduga mengakui bekerja dalam keadaan tinggi setelah mengonsumsi makanan yang mengandung marijuana.
Garza merasakan bahwa keadaan semakin buruk, jadi dia menekan rekam. Sebuah outlet di Michigan kemudian meninjau audio tersebut—dan ya, ada suara di dalamnya yang mengejek kualitas makanan Campbell dan memperolok pelanggan.
Alur cerita semakin rumit: Garza melaporkan komentar tersebut secara internal pada bulan Januari. Tiga minggu kemudian? Dipecat. Tanpa peringatan, tanpa proses disiplin. Sekarang dia menggugat karena pembalasan dan lingkungan kerja yang hostile.
Respon Campbell? Mereka sedang menyelidiki dan mengkonfirmasi bahwa Bally sedang cuti sementara. Perusahaan membantah menggunakan “daging rekayasa biologi” dan menekankan bahwa sup mereka menggunakan ayam asli yang disetujui USDA tanpa antibiotik. Bally tetap diam.
Ini bukan pertama kalinya Campbell menghadapi drama eksekutif—gema dari kehancuran “total crap” Ratner Group tahun 1991 memberikan nuansa nostalgia skandal korporat.
Dampak saham: CPB ditutup pada hari Selasa di $30.42 ( turun 0.62%), sekarang diperdagangkan setelah jam kerja di $30.43 ( +0.03%). Pertanyaan sebenarnya: bagaimana kekacauan PR ini mempengaruhi pendapatan Q1?
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Eksekutif Campbell's Soup Terjebak dalam Skandal Viral—Apa yang Diungkapkan oleh Audio
Campbell's (CPB) sedang mengalami minggu yang sulit. Martin Bally, seorang eksekutif senior di perusahaan sup ikonik tersebut, baru saja ditempatkan dalam cuti setelah seorang mantan karyawan mengajukan gugatan pemecatan yang tidak sah—dan buktinya sangat mencengangkan.
Inilah yang terjadi: Robert Garza, seorang analis keamanan yang dipekerjakan secara jarak jauh pada September 2024, mengklaim bahwa Bally sepenuhnya mengalihkan pertemuan gaji rutin menjadi sebuah ceramah selama satu jam. Menurut tuntutan hukum, Bally diduga menyebut produk-produk Campbell sebagai “sampah untuk orang miskin,” mengejek sebuah bahan sebagai “daging rekayasa biologi,” dan membuat komentar rasis tentang anggota staf India. Oh, dan dia diduga mengakui bekerja dalam keadaan tinggi setelah mengonsumsi makanan yang mengandung marijuana.
Garza merasakan bahwa keadaan semakin buruk, jadi dia menekan rekam. Sebuah outlet di Michigan kemudian meninjau audio tersebut—dan ya, ada suara di dalamnya yang mengejek kualitas makanan Campbell dan memperolok pelanggan.
Alur cerita semakin rumit: Garza melaporkan komentar tersebut secara internal pada bulan Januari. Tiga minggu kemudian? Dipecat. Tanpa peringatan, tanpa proses disiplin. Sekarang dia menggugat karena pembalasan dan lingkungan kerja yang hostile.
Respon Campbell? Mereka sedang menyelidiki dan mengkonfirmasi bahwa Bally sedang cuti sementara. Perusahaan membantah menggunakan “daging rekayasa biologi” dan menekankan bahwa sup mereka menggunakan ayam asli yang disetujui USDA tanpa antibiotik. Bally tetap diam.
Ini bukan pertama kalinya Campbell menghadapi drama eksekutif—gema dari kehancuran “total crap” Ratner Group tahun 1991 memberikan nuansa nostalgia skandal korporat.
Dampak saham: CPB ditutup pada hari Selasa di $30.42 ( turun 0.62%), sekarang diperdagangkan setelah jam kerja di $30.43 ( +0.03%). Pertanyaan sebenarnya: bagaimana kekacauan PR ini mempengaruhi pendapatan Q1?