Dolar AS kembali naik, DXY mencetak level tertinggi baru dalam 5,5 bulan, dengan kenaikan +0,04%. Alasan di baliknya sangat menarik — pasar saham minggu ini mengalami plummet yang membuat permintaan dolar melonjak, beberapa pro Federal Reserve juga ikut mendukung. Ketua Federal Reserve Boston, Collins, dan Ketua Federal Reserve Dallas, Logan, keduanya menyatakan dukungan untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah, yang langsung menguntungkan dolar. Ditambah lagi, indeks kepercayaan konsumen Michigan AS untuk bulan November direvisi naik menjadi 51,0 (ekspektasi 50,6), seharusnya sudah To da moon...

Hasilnya, pernyataan Ketua Federal Reserve New York, Williams, yang mengatakan "baru-baru ini ada ruang untuk penurunan suku bunga" langsung mendinginkan pasar, dan penguatan dolar mengalami penurunan yang signifikan. Orang ini juga mengisyaratkan bahwa risiko pasar tenaga kerja meningkat, tekanan inflasi mereda, yang berarti seharusnya suku bunga diturunkan. Sekarang pasar memperkirakan ada 64% kemungkinan Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada 9-10 Desember.

Euro di sini lebih parah, EUR/USD turun -0,14% mencetak terendah 2 minggu. PMI manufaktur zona euro jatuh ke 49,7 (terendah dalam 5 bulan), langsung melemah. Yen justru berhasil bottom fishing, USD/JPY turun -0,71%, Menteri Keuangan Jepang mengatakan akan campur tangan di pasar valuta untuk mendukung yen, ditambah data perdagangan Jepang juga bagus (ekspor bulan Oktober naik 3,6%).

Emas dan perak sangat kontradiktif—penurunan tajam di pasar saham meningkatkan permintaan untuk perlindungan, harga emas naik 0,25%, tetapi penguatan dolar + penurunan ekspektasi inflasi (tingkat inflasi ekspektasi 10 tahun turun menjadi 2,239%) justru menghambat, harga perak malah turun -1,76% mencetak level terendah dalam 2 minggu. Namun, bank sentral China telah meningkatkan kepemilikan emas selama 12 bulan berturut-turut (cadangan pada bulan Oktober naik menjadi 74,09 juta ons) masih memberikan sedikit dukungan untuk harga emas.