Baru-baru ini, dunia keuangan sedang membicarakan sebuah "kisah horor" — bukan tentang suatu koin yang turun ke nol, dan bukan tentang pasar yang terputus, melainkan mesin "mencetak uang" Jepang yang telah beroperasi selama dua puluh tahun, akan ditutup.

Hasil obligasi pemerintah Jepang untuk jangka dua tahun menembus 1%, ini adalah pertama kalinya sejak 2009. Kedengarannya sepele? Tapi orang-orang yang mengerti sudah mulai menghitung apakah posisi mereka mampu menahan reaksi berantai yang akan datang.

**Selama bertahun-tahun ini, seberapa absurd sebenarnya Jepang?**

Suku bunga yang bertahan lama di dekat nol, kadang-kadang bahkan negatif. Apa artinya? Meminjam uang tanpa membayar bunga, menyimpan uang malah harus membayar biaya administrasi. Maka, modal global secara gila-gilaan mencari keuntungan: meminjam yen dengan biaya mendekati nol di Tokyo, kemudian menukarkannya menjadi dolar, dan menginvestasikannya di saham AS, obligasi, emas, cryptocurrency…… Cara ini memiliki istilah profesional, disebut "Yen Carry Trade" (Yen Carry Trade).

Leverage ditambahkan lapis demi lapis, dan pasar semakin besar. Selama lebih dari sepuluh tahun terakhir, rantai makanan ini telah menghidupi banyak hedge fund dan institusi manajemen aset, serta secara tidak langsung memberikan likuiditas besar ke pasar cryptocurrency.

**Tetapi sekarang, aturannya telah berubah.**

Hasil utang pemerintah Jepang naik menjadi 1%, yang berarti dua hal: pertama, menyimpan uang akhirnya memberikan sedikit imbal hasil, kedua, biaya meminjam uang mulai terlihat meningkat. Sikap bank sentral Jepang juga telah berubah—deflasi telah berlangsung selama beberapa dekade, dan akhirnya melihat tanda-tanda inflasi, tidak bisa lagi membiarkan ekonomi terjebak dalam suku bunga negatif.

Terjemahannya dalam bahasa manusia adalah: model "ATM gratis" Bank Dunia akan berakhir.

**Apa artinya ini untuk pasar?**

Pertama, leverase murah sudah hilang. Dulu, bermain dengan memanfaatkan suku bunga rendah yen untuk memperbesar keuntungan, biaya semakin meningkat, daya tarik semakin menurun. Kedua, tekanan untuk menarik kembali dana ke Jepang semakin besar—lagipula, mengingat obligasi pemerintah Jepang mulai memberikan hasil, mengapa harus mengambil risiko berurusan di luar? Terakhir, pasar yang bergantung pada likuiditas yen ( termasuk mata uang kripto ), mungkin akan mengalami putaran "penarikan ombak".

Air laut belum sepenuhnya surut, tetapi arah sudah berubah. Dalam beberapa bulan ke depan, kita akan melihat siapa yang berenang telanjang.