
Dalam komunitas cryptocurrency, istilah "jeet" digunakan untuk menyebut trader yang terburu-buru mengambil keuntungan setelah kenaikan harga kecil atau melakukan panic-sell saat terjadi penurunan pasar minor. Istilah ini berasal dari slang "to jeet" (keluar secara tergesa-gesa), yang menggambarkan pola perilaku trading irasional yang lazim di pasar kripto. Jeet umumnya merupakan investor ritel yang kurang berpengalaman, membuat keputusan trading berdasarkan sentimen pasar alih-alih analisis mendalam, sehingga sering membeli atau menjual di waktu yang kurang tepat dan mengalami kerugian investasi.
Trader jeet memiliki sejumlah ciri khas yang mudah dikenali di komunitas trading kripto:
Orientasi jangka pendek: Jeet fokus hampir sepenuhnya pada pergerakan harga jangka pendek tanpa memperhatikan nilai jangka panjang atau fundamental proyek. Mereka mencari keuntungan cepat, biasanya hanya menahan posisi selama beberapa hari atau bahkan jam.
Keputusan berbasis emosi: Pola trading mereka sangat dipengaruhi oleh emosi seperti ketakutan dan keserakahan, dengan cepat mengambil profit pada kenaikan harga kecil (takut kehilangan peluang) atau panic-sell saat harga turun sedikit (takut rugi lebih besar).
Mengejar tren: Jeet kerap memburu token atau proyek NFT yang sedang tren di media sosial tanpa riset mandiri atau kemampuan analisis yang memadai.
Trading frekuensi tinggi: Mereka terus-menerus membeli dan menjual demi menangkap setiap pergerakan pasar kecil, sehingga menimbulkan biaya transaksi tinggi yang menggerus profit dan mengurangi potensi keuntungan.
Minim manajemen risiko: Jarang menetapkan stop-loss atau mengikuti rencana trading yang jelas, sepenuhnya mengandalkan intuisi dan emosi.
Trader jeet memberikan likuiditas namun juga memperbesar volatilitas pada pasar cryptocurrency.
Aksi jeet kerap memicu volatilitas harga jangka pendek yang tajam, terutama pada token berkapitalisasi pasar kecil. Aksi jual kolektif jeet dapat menimbulkan efek berantai hingga harga jatuh tajam. Pola kolektif ini semakin terlihat di era media sosial, ketika sentimen panik menyebar cepat melalui platform komunitas dan memperbesar fluktuasi pasar.
Dari sisi likuiditas, jeet menyediakan pihak lawan transaksi yang memungkinkan pemegang jangka panjang mengambil keuntungan di harga tinggi atau membeli di harga rendah. Tim proyek dan investor institusi sering melihat jeet sebagai "weak hands", di mana perilaku trading mereka bisa menjadi indikator kontra terhadap sentimen pasar.
Banyak proyek kripto merancang model tokenomics dan mekanisme penguncian khusus untuk mengatasi perilaku jeet, seperti periode vesting token, staking, atau pajak transaksi, guna mendorong kepemilikan jangka panjang daripada spekulasi jangka pendek.
Strategi trading jeet menghadapi berbagai risiko yang menyebabkan sebagian besar pelakunya akhirnya mengalami kerugian:
Beban pajak: Trading frekuensi tinggi menciptakan banyak peristiwa kena pajak, sehingga perhitungan pajak menjadi kompleks dan kewajiban pajak meningkat di sejumlah yurisdiksi.
Akumulasi biaya transaksi: Transaksi berulang menghasilkan biaya yang signifikan, terutama di jaringan dengan biaya tinggi seperti Ethereum, sehingga menggerus profit dan mengurangi keuntungan.
Kehilangan reli besar: Mengambil profit terlalu cepat sering membuat jeet kehilangan potensi apresiasi aset yang besar—salah satu biaya peluang terbesar.
Risiko manipulasi pasar: Token berkapitalisasi kecil sangat rentan terhadap manipulasi oleh whale, dan jeet sering menjadi "bag holder" dalam siklus pump-and-dump.
Tekanan psikologis: Terus memantau harga, trading tanpa henti, dan gejolak emosi dapat menyebabkan kelelahan akibat trading dan menurunnya kualitas pengambilan keputusan.
Bagi banyak investor pemula, beralih dari pola pikir jeet ke strategi investasi jangka panjang yang lebih matang merupakan langkah penting. Perubahan pola pikir ini membawa manfaat besar dalam perjalanan investasi kripto mereka.
Fenomena jeet menegaskan pentingnya edukasi investasi di pasar cryptocurrency. Meski cryptocurrency dikenal sangat volatil, investor yang sukses umumnya mampu mengendalikan emosi, melakukan riset mendalam, dan disiplin pada strategi jangka panjang. Memahami risiko pola pikir jeet membantu investor menghindari jebakan umum dan membentuk kebiasaan trading yang lebih rasional dan disiplin.
Bagikan


