Pernyataan regulasi yang tidak konsisten dari Securities and Exchange Commission menimbulkan ketidakpastian besar terhadap status kepatuhan TAO. Walaupun Ketua SEC Paul Atkins menyampaikan pada November 2025 bahwa "sebagian besar crypto token yang diperdagangkan saat ini bukanlah sekuritas," pernyataan tersebut tidak memberikan kepastian khusus untuk TAO. Token Taxonomy Act yang baru memperjelas kompleksitas dengan membagi token menjadi empat kategori: komoditas, koleksi, alat, dan sekuritas, tanpa kepastian klasifikasi bagi TAO.
Kabut regulasi ini memicu risiko nyata bagi berbagai pemangku kepentingan. Kapitalisasi pasar TAO sebesar $5,68 miliar memperlihatkan tingkat eksposur investor yang tinggi terhadap potensi tindakan hukum. Strategi penegakan SEC berubah drastis sepanjang 2025, di mana banyak kasus besar dibatalkan atau diselesaikan, namun hal ini belum tentu memberikan perlindungan bagi pemegang TAO maupun bursa yang mencantumkan token tersebut.
Howey Test tetap menjadi acuan legal untuk menentukan apakah TAO termasuk sekuritas. Jika diklasifikasikan demikian, TAO wajib melakukan registrasi atau mendapatkan pengecualian berdasarkan Securities Act of 1933 dan Securities Exchange Act of 1934, sehingga menambah beban kepatuhan yang berat. Selama belum ada pedoman pasti dari SEC, status regulasi TAO masih menggantung dan berisiko pada stabilitas pasar serta peluang adopsi institusi. Ambiguitas ini menjadikan setiap pencatatan di bursa dan integrasi platform perdagangan berpotensi menjadi titik rawan regulasi, sehingga transparansi audit dan infrastruktur kepatuhan semakin vital bagi kepercayaan pasar.
TAO tengah menerapkan kebijakan Know Your Customer (KYC) dan Anti-Money Laundering (AML) yang sangat ketat dengan target ambisius mencapai tingkat adopsi 90% pada 2025. Langkah ini diambil sebagai respons atas perubahan regulasi global, di mana otoritas memperkuat mekanisme penegakan di yurisdiksi utama.
Kerangka regulasi semakin ketat. Pada tahun 2024 saja, sanksi global AML/KYC menembus $4,5 miliar, menegaskan komitmen regulator terhadap kepatuhan keuangan. SEC kini mewajibkan pemantauan transaksi secara real-time serta penggunaan alat kepatuhan canggih untuk aset kripto, termasuk platform perdagangan TAO. Persyaratan ini juga berlaku untuk protokol DeFi dan wallet provider, sehingga cakupan ekosistem aset digital menjadi menyeluruh.
Strategi kepatuhan TAO menyasar berbagai aspek sekaligus. Sistem monitoring real-time digunakan untuk melacak transaksi lintas rantai, sementara ambang kepemilikan manfaat diturunkan hingga 25% di sejumlah yurisdiksi dan 15% untuk sektor berisiko tinggi mengikuti EU AML Regulation (2024/1624) yang berlaku Juli 2027. Implementasi mencakup prosedur KYC otomatis, screening sanksi, dan protokol KYC berkelanjutan untuk verifikasi nasabah secara terus-menerus.
Target adopsi 90% menandakan pengakuan institusional bahwa legitimasi regulasi mendorong kepercayaan pasar. Kapitalisasi TAO yang mencapai $5,68 miliar dengan 443.000 lebih pemegang menunjukkan bagaimana kepatuhan memperkuat posisi pasar. Lembaga keuangan kini semakin menyadari bahwa KYC/AML yang solid menurunkan risiko regulasi sekaligus membuka akses ke saluran keuangan tradisional, sehingga investasi kepatuhan langsung berkorelasi dengan peluang ekspansi pasar.
Permasalahan transparansi audit TAO menimbulkan risiko regulasi besar di 2025. Laporan inspeksi Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) memang menunjukkan kekurangan audit, namun tidak memuat tingkat keparahan, sehingga investor sulit menilai apakah persoalan tersebut berdampak material atau berisiko terhadap keandalan keuangan. Kurangnya kejelasan ini sangat bertentangan dengan tuntutan pasar akan keterbukaan.
Kapitalisasi pasar TAO sebesar $5,68 miliar mencerminkan eksposur investor yang tinggi, menempatkan transparansi audit sebagai syarat utama kepercayaan di luar kepatuhan regulasi. Token Taxonomy Act menambah ketidakpastian klasifikasi dengan membagi token ke dalam komoditas, koleksi, alat, dan sekuritas tanpa arahan jelas untuk TAO. Ambiguitas ini langsung memengaruhi standar pelaporan audit yang berlaku bagi jaringan.
| Tantangan Transparansi Audit | Dampak pada TAO |
|---|---|
| Penilaian tingkat keparahan tidak tercantum di laporan PCAOB | Investor tidak dapat menilai kekurangan yang bersifat material |
| Ketidakpastian klasifikasi regulasi | Persyaratan kepatuhan audit tidak jelas |
| Eksposur kapitalisasi pasar ($5,68M) | Standar kepercayaan pemangku kepentingan makin tinggi |
Situasi regulasi 2025 menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Pada Februari 2025, PCAOB mencabut aturan transparansi yang ditolak auditor, sehingga mengurangi kewajiban pengungkapan justru ketika pengawasan pasar kripto semakin ketat. TAO masih menghadapi ambiguitas hukum terkait persyaratan pencatatan bursa dan standar perlindungan pemegang sampai muncul kepastian regulasi, langsung memengaruhi kredibilitas laporan audit dan stabilitas pasar.
Pada 2025, kerangka regulasi di pasar global semakin intensif dan menambah beban kepatuhan yang besar bagi proyek kripto seperti TAO maupun institusi keuangan tradisional. Lanskap regulasi berubah drastis, dengan SEC menetapkan kerangka yang lebih jelas untuk aset digital, serta mewajibkan monitoring transaksi real-time dan penggunaan alat kepatuhan canggih di aktivitas perdagangan.
Institusi keuangan kini wajib menerapkan kebijakan Know Your Customer (KYC) dan Anti-Money Laundering (AML) yang solid untuk memitigasi risiko regulasi secara efektif. Beban kepatuhan meluas ke luar pasar kripto dan memengaruhi berbagai sektor melalui banyak rezim regulasi. Tantangan utama yang dihadapi organisasi mencakup:
| Fokus Regulasi | Persyaratan Implementasi | Tingkat Dampak |
|---|---|---|
| Pemantauan Real-time | Sistem pengawasan transaksi canggih | Kritis |
| Kebijakan KYC/AML | Prosedur verifikasi nasabah yang diperkuat | Kritis |
| Pengungkapan ESG | Laporan lingkungan dan tata kelola | Tinggi |
| Kepatuhan DORA | Standar ketahanan operasional digital | Tinggi |
| Pihak Ketiga Kritis (CTPs) | Protokol manajemen risiko pihak ketiga | Tinggi |
Walau regulasi ini meningkatkan biaya kepatuhan bagi bisnis, langkah tersebut juga sekaligus melegitimasi TAO di saluran keuangan konvensional. Legitimasi TAO tercermin pada metrik pasarnya, dengan kapitalisasi mencapai $5,68 miliar dan jumlah akun pemegang melampaui 443.000 per Desember 2025. Organisasi perlu berinvestasi di program kepatuhan yang mutakhir dan memanfaatkan teknologi monitoring regulasi real-time agar mampu bersaing di lingkungan yang semakin kompleks.
TAO adalah token asli dari Bittensor, blockchain yang berfokus pada AI. Token ini memiliki suplai terbatas sebanyak 21 juta dan digunakan untuk tata kelola serta transaksi dalam jaringan Bittensor.
TAO berpotensi tumbuh secara jangka panjang, ditopang inovasi jaringan AI Bittensor. Nilainya bisa meningkat signifikan hingga 2025.
Ya, TAO berpotensi menembus $10.000 pada 2030. Dengan ekspansi ke pasar Asia, pertumbuhan subnet, dan dukungan institusi, target ambisius ini bisa tercapai.
TAO turun karena koreksi pasar setelah reli sebelumnya dan ekspektasi investor terhadap peristiwa halving yang akan datang.
Bagikan
Konten