Token ARB Arbitrum tengah menghadapi tekanan pasar ekstrem, dengan harga yang jatuh drastis dari rekor tertingginya sebesar $4,00 pada Maret 2023. Saat ini, token tersebut diperdagangkan di sekitar $0,1961, menandakan penurunan 95% dari level puncaknya. Pergerakan harga yang sangat tajam ini menyebabkan kerugian besar bagi hampir seluruh pemegang.
| Metrik | Nilai |
|---|---|
| Harga Saat Ini | $0,1961 |
| Rekor Tertinggi | $4,00 |
| Penurunan dari Rekor Tertinggi | 95% |
| Pemegang Rugi | 97-99% |
| Total Pemegang | 59.764 |
Kondisi ini semakin memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Berdasarkan data on-chain IntoTheBlock, sekitar 97% hingga 99% pemegang token ARB kini berada di posisi rugi, dengan hampir tidak ada investor yang memperoleh keuntungan. Angka ini mempertegas parahnya tekanan pasar bearish terhadap solusi scaling layer-two tersebut. Data menunjukkan hanya 1-3% pemegang yang impas atau sekadar menjaga modal, sementara mayoritas menghadapi kerugian finansial yang signifikan.
Pola volume trading menunjukkan tekanan jual yang semakin tinggi, dengan sinyal divergensi negatif yang mengindikasikan momentum penurunan berlanjut. Likuidasi masif di pasar derivatif turut mempertegas sentimen bearish terhadap aset, membuat prospek pemulihan semakin sulit.
Meski Arbitrum menempati posisi utama sebagai solusi Layer 2, performa harga tokennya jauh tertinggal dibandingkan platform pesaing. ARB turun 79,83% dalam setahun, dari rekor $4,00 ke harga saat ini $0,1961, menandakan penurunan nilai investor yang sangat besar.
| Metrik | ARB | Dampak Performa |
|---|---|---|
| Perubahan 1 Tahun | -79,83% | Kinerja sangat lemah |
| Perubahan 30 Hari | -34,96% | Tekanan turun berlanjut |
| Harga Saat Ini | $0,1961 | Mendekati titik terendah historis |
Meski Arbitrum unggul secara teknis—dengan 70 juta wallet, penambahan 50.000 alamat baru per hari, dan lebih dari 200.000 pengguna aktif mingguan—tingkat adopsi ini belum mampu mendorong harga token naik. Jaringan memproses sekitar 1,9 juta transaksi harian di ekosistem Layer 2, namun para pemegang ARB tetap mengalami kerugian sepanjang tahun 2025.
Perbedaan antara fundamental jaringan Arbitrum yang kokoh dan performa token yang lemah menunjukkan sentimen pasar tetap negatif meski ekosistem sudah matang serta memiliki keunggulan DeFi composability. Volume trading $3,81 juta dalam 24 jam sangat kecil dibandingkan tingkat aktivitas jaringan, menandakan rendahnya kepercayaan investor. Para analis memperkirakan harga minimum $0,165 pada Desember 2025, namun ini hanya pemulihan tipis dari level terendah baru-baru ini dan belum memberikan apresiasi berarti jika dibandingkan token governance Layer 2 lainnya.
Meski sudah digelontorkan modal besar, program insentif Arbitrum menuai kritik soal efektivitas dan tata kelola. Sejak November 2023, DAO mengalokasikan lebih dari 116,4 juta ARB lewat inisiatif jangka pendek dan panjang, namun muncul kekhawatiran tentang transparansi dan risiko sentralisasi. Proses distribusi hibah oleh Arbitrum Foundation menjadi sorotan, dengan komunitas mempertanyakan keselarasan alokasi dengan prioritas ekosistem dan akuntabilitas pengambilan keputusan.
Short-term Incentive Program (STIP) dikritik karena hasil terukur yang minim dibandingkan modal yang dikeluarkan. Meski metrik awal mencatat peningkatan 25% pada indikator kinerja utama, para skeptis menilai pencapaian ini hanya efek insentif sementara, bukan adopsi organik. Kritikus menyoroti sekitar 48,9 juta ARB telah dibelanjakan antara Maret 2023-Juli 2024 dengan bukti terbatas atas pertumbuhan keterlibatan pengguna maupun penciptaan nilai jangka panjang.
Masalah tata kelola juga muncul karena minimnya partisipasi komunitas dalam penyusunan kerangka alokasi. Sentralisasi keputusan distribusi dinilai bertentangan dengan narasi desentralisasi Arbitrum, sehingga memicu tuntutan mekanisme yang transparan dan berbasis komunitas. Kritik ini mencerminkan kekhawatiran umum di dunia blockchain tentang keseimbangan antara pertumbuhan ekosistem yang cepat dengan prinsip pengambilan keputusan terdesentralisasi dan efektivitas program insentif dalam membangun ekosistem yang autentik dan berkelanjutan, bukan sekadar aktivitas pasar sesaat.
ARB memiliki potensi sebagai solusi Layer-2 terdepan untuk Ethereum, berpeluang memberikan nilai jangka panjang seiring pertumbuhan adopsi dan pengembangan.
ARB adalah token native Arbitrum, solusi scaling Layer 2 untuk Ethereum. ARB digunakan untuk governance dan pengembangan ekosistem, mendukung skalabilitas dan efisiensi Ethereum.
Ya, Arbitrum punya prospek cerah. Teknologi Layer 2 yang canggih, biaya rendah, dan transaksi cepat menempatkan Arbitrum untuk pertumbuhan signifikan di dunia crypto yang dinamis.
Elon Musk tidak memiliki koin kripto sendiri. Dogecoin (DOGE) paling sering dihubungkan dengannya karena endorsement dan dukungannya yang konsisten.
Bagikan
Konten